"Tempat cencangan kuda Pangeran Diponegoro dan pasukannya. Ini tanah lungguh Mbah Demang, rumah Mbah Demang di utara pasar, rumahnya dulu kuno tapi sudah sebagian dibongkar," kata Rohadi.
"Pohon itu mungkin lebih dari 200 tahun usianya karena untuk menambatkan kuda Pangeran Diponegoro sudah ada. Mungkin di sini dulu pekarangan luas atau hutan sebelum jadi pasar," lanjutnya.
Pantauan detikcom di lokasi, dua pohon asam Jawa itu tengah dirapikan dahan dan rantingnya. Dengan begitu terlihat jelas tekstur kayu dan kulit pohonnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pohon di sisi timur tingginya sekitar 25 meter dengan garis lingkar 9 meter. Pangkal bawah pohon memiliki rongga yang bisa dimasuki orang dewasa.
Sedangkan pohon di sisi barat ukurannya lebih kecil. Setinggi sekitar 20 meter dengan lingkar batang bawah 7 meter. Tidak ada rongga di pangkal batangnya.
Kedua pohon asam itu berdiri di tengah lapak dan kios ratusan pedagang pasar yang sedang direnovasi. Sedangkan pohon beringin dan sambi letaknya lebih ke timur lagi.
(rih/rih)