Beda Pengakuan Nani dan Aiptu Tomi soal Pacaran hingga Kirim Takjil Sianida

Beda Pengakuan Nani dan Aiptu Tomi soal Pacaran hingga Kirim Takjil Sianida

Pradito Rida Pertana - detikNews
Kamis, 21 Okt 2021 16:19 WIB
Sidang kasus takjil sianida di PN Bantul, 21/10/2021
Sidang kasus takjil sianida yang digelar PN Bantul, Kamis (21/10/2021) (Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom)
Bantul -

Beda pengakuan terdakwa kasus takjil sianida, Nani Aprilliani Nurjaman, dengan Aiptu Yohanes Tomi Astanto terungkap dalam sidang lanjutan yang digelar Pengadilan Negeri (PN) Bantul, DIY. Diketahui, Tomi sebelumnya menjadi target takjil bercampur sianida yang dikirim Nani.

Dalam persidangan kasus takjil sianida itu salah seorang hakim anggota menanyakan awal mula perkenalan Tomi dengan Nani.

"Kenal pertama dengan Nani tahun 2015, terus mulai dekat tahun 2017 awal yaitu Januari dan Februari. Iya (pacaran)," kata Tomi menjawab pertanyaan hakim anggota, Kamis (21/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya, kata Tomi, dia menikahi perempuan yang saat ini menjadi istrinya pada bulan September 2017. Usai menikah, Tomi mengaku jarang sekali bertemu dengan Nani.

"Bulan September tahun 2017 menikah, dan sudah jarang ketemu (Nani setelah menikah)," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Namun, selama tahun 2017-2021 keduanya pernah bertemu. Dalam pertemuan itu, Tomi mengaku jika Nani sempat mengeluhkan susahnya bertemu.

"Pernah, makan saja. Saat itu (Nani) bilang susah ditemui, mau ketemu saja susah," katanya.

Terkait alasan Nani menargetkan Tomi sebagai penerima takjil sianida, Tomi menduga karena Nani masih menyimpan rasa padanya. Kendati demikian, Tomi tidak menanggapinya.

"Mungkin dia (Nani) masih suka sama saya dan saya susah ditemui, dan dari situ mungkin dia jengkel, emosi," ujarnya.

Pernyataan Tomi bertolak belakang dengan Nani. Dalam persidangan itu Nani mengaku menjalin hubungan asmara dengan Tomi sampai awal tahun 2021.

"Sampai 2021 awal," ujar Nani Aprilliani yang dihadirkan secara virtual.

Menyoal janji Tomi untuk menikahinya, Nani mengaku sempat ada saat awal berpacaran yaitu tahun 2017. Namun saat menagih janjinya, Nani mendapat jawaban yang membuat hatinya sakit.

"Ya itu awal-awal 2017, setelahnya hanya cinta, cinta, cinta, cinta. Di awal bilang nikah dan pas ditagih katanya beda agama lah dan saya masih labil," ucapnya.

Oleh sebab itu, Nani ingin memberi pelajaran Tomi dengan mengirimkan takjil sianida. Bahkan Nani mengaku takjil sianida itu memang ditujukan untuk Tomi.

"Iya sakit hati. Iya yang mulia (beli sianida untuk menargetkan Tomi)," ucapnya.

Di pengujung sidang, Nani memberikan pesan kepada Tomi. Nani mengungkapkan pesan itu sembari menangis.

"Terima kasih tahun-tahun yang sudah dilalui bersama-sama dan penuh cinta, kasih sayang yang luar biasa. Terima kasih banyak saudara Yohanes Tomi Astanto," katanya.

"Hingga saatnya ini saya menyadari bahwa di balik itu semua menyimpan kebohongan luar biasa, mulut manismu berbisa, terima kasih," lanjut Nani.

Selengkapnya di halaman selanjutnya...

Simak video 'Teka-teki Sosok R, Aktor di Balik Sate Sianida':

[Gambas:Video 20detik]



Diberitakan sebelumnya, terdakwa kasus takjil sianida yang menewaskan seorang bocah di Bantul, Nani Aprilliani Nurjaman (25), didakwa pasal pembunuhan berencana dengan ancaman maksimal hukuman mati.

Nani pengirim takjil sate beracun sianida itu ditangkap di Kalurahan Potorono, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Jumat (30/4) silam. Wanita itu diketahui berasal dari Majalengka dan sudah lama tinggal di DIY.

Polisi menyebut motif mengirim sate beracun itu karena Nani sakit hati dengan Tomy. Nani yang pernah menjalani hubungan dengan Tomy, diduga sakit hati karena Tomy menikahi wanita lain.

Namun sate kiriman Nani tidak sesuai target awal, April 2021 lalu. Kiriman sate dengan order offline itu ditolak oleh penghuni rumah Tomi karena merasa tidak memesan dan kemudian diberikan kepada driver ojek online. Nahas, sate beracun sianida itu dimakan dan menewaskan bocah 10 tahun yang merupakan anak driver ojek online tersebut.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads