Menengok Keseharian Maestro Keroncong Waldjinah 'Walang Kekek' di Solo

Menengok Keseharian Maestro Keroncong Waldjinah 'Walang Kekek' di Solo

Ari Purnomo - detikNews
Minggu, 17 Okt 2021 09:18 WIB
Maestro Keroncong Waldjinah pelantun tembang Walang Kekek saat ditemui di rumahnya Solo, Jumat (15/10/2021).
Maestro Keroncong Waldjinah (Foto: Ari Purnomo/detikcom)
Solo -

Walang kekek menclok nang tenggok

Mabur maneh menclok nang pari

Ojo ngenyek yo Mas, karo wong wedok

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yen ditinggal lungo setengah mati

Penggalan lirik di atas merupakan tembang Walang Kekek yang dipopulerkan maestro keroncong Waldjinah. Lama tak terdengar kabarnya, bagaimana keseharian Waldjinah saat ini?

ADVERTISEMENT

Di masa tuanya, aktivitas pelantun Walang Kekek itu kini tak sepadat dulu. Bahkan, banyak kegiatan yang tidak bisa dilakukan karena faktor kesehatan.

Ditemui detikcom di kediamannya di Jalan Parang Canthel, Purwosari, Laweyan, Solo, nenek kelahiran 7 November 1945 masih menyimpan bekas kecantikan masa mudanya. Waldjinah pun bercerita tentang keseharian hingga pengalamannya selama berkarya.

"Di masa tua sudah tidak boleh bernyanyi sama anak-anak, tapi kalau pentas untuk menghibur bapak wali kota dibolehkan," cerita Waldjinah saat ditemui Jumat (15/10/2021).

Kondisi kesehatan menjadi salah satu alasan anak-anaknya melarang Waldjinah untuk pentas. Pelantun Kembang Kacang itu pun kini sudah tak kuat berdiri lama.

"Sekarang untuk jalan saja butuh alat bantu, dan tidak kuat lagi kalau disuruh berdiri agak lama," ucapnya.

Waldjinah lalu mengenang kisahnya menjadi maestro keroncong. Mulanya Waldjinah sempat dilarang oleh orang tuanya menjadi penyanyi.

"Saat saya usia 12 tahun saya sudah mulai belajar bernyanyi keroncong. Sebenarnya dilarang katanya kalau nyanyi nanti seperti ledek, itu kan anggapannya kurang bagus kalau dulu," paparnya.

Sempat ditentang oleh orang tuanya, tak membuat Waldjinah patah arang. Dibantu oleh sang kakak Munadi, Waldjinah sering mencuri waktu untuk belajar bernyanyi keroncong.

"Saya sembunyi-sembunyi belajar nyanyi, lompat dari jendela digendong oleh kakak saya. Saya belajar eluk secara autodidak dan bisa," katanya.

Tekad kuat Waldjinah pun membuahkan hasil. Suara cengkoknya, serta pembawaannya saat bernyanyi mendapatkan apresiasi dari para pecinta musik keroncong.

Namanya pun semakin dikenali para pecinta musik keroncong di berbagai daerah hingga mancanegara. Waldjinah bahkan pernah pentas di depan Presiden Soekarno.

"Pengalaman yang masih terus saya ingat sampai sekarang adalah saat pentas di depan Pak Presiden Soekarno. Beliau mengatakan suara saya itu seperti seturut usuk," urainya.

Selengkapnya soal keseharian Waldjinah...

Kala itu perempuan yang kerap disapa dengan si Walang Kekek ini tidak paham apa yang dimaksud dengan pujian proklamator itu. Dia pun beberapa kali menanyakan maksud pujian itu kepada beberapa dalang, namun tak menemukan jawaban yang memuaskan.

"Saya tanya ke dalang-dalang artinya apa itu juga tidak ada jawaban yang pasti. Cuma dikatakan kalau suaramu memang bagus banget," katanya.

Semasa berkarir, Waldjinah sudah menyanyikan sedikitnya 1.700 judul lagu dan memiliki 200 album. Maestro keroncong ini pun sudah pentas hingga ke mancanegara seperti Jepang, Belanda, Suriname, dan beberapa negara lainnya.

Maestro Keroncong Waldjinah pelantun tembang Walang Kekek saat ditemui di rumahnya Solo, Jumat (15/10/2021).Maestro Keroncong Waldjinah pelantun tembang Walang Kekek saat ditemui di rumahnya Solo, Jumat (15/10/2021). Tampak sejumlah piagam maupun piala yang ditorehkan Waldjinah selama berkarir sebagai penyanyi lagu keroncong (Foto: Ari Purnomo/detikcom)

Waldjinah pun mengaku terkadang merasa rindu membawakan lagu keroncong. Saat senggang, dia pun sering bergumam menyanyikan lagu keroncong.

"Di usia sekarang saya sering rengeng-rengeng (bergumam) lagu keroncong. Saya sebenarnya ingin menyanyi, tapi malu," katanya sembari tersenyum.

Waldjinah mengaku penasaran dengan kemerduan suaranya yang kerap disanjung orang. Dia pun akhirnya mendengarkan rekaman suaranya sendiri.

"Apa benar suara saya bagu? Ternyata bagus beneran," tutur dia.

Tak lagi menyanyi, kini Waldjinah menyibukkan diri dengan mengelola butik batik yang dia beri nama Walang Kekek. Butik batik itu menjual koleksi batik tulis yang dia jual di rumahnya.

Halaman 2 dari 2
(ams/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads