'Celeng Dhegleng', Lagu Lama yang Kini Viral Seiring Gegeran di PDIP

'Celeng Dhegleng', Lagu Lama yang Kini Viral Seiring Gegeran di PDIP

Heri Susanto - detikNews
Rabu, 13 Okt 2021 13:49 WIB
Wild boars gather in a residential area in the northern Israeli city of Haifa on December 5, 2019. - Dozens of wild pigs have taken up residence inside the coastal city of Haifa in northern Israel, after the city banned culling. They rip up vegetation and rummage through bins, sparking a fierce debate between animal rights defenders and those in favour of driving away or killing them. The pigs have long entered the city at night looking for food and water but residents say in recent months they have been increasingly brazen -- standing in the middle of streets without fear, digging up public gardens and even overturning large refuse bins. (Photo by MENAHEM KAHANA / AFP)
Ilustrasi celeng atau babi hutan (Foto: AFP/MENAHEM KAHANA)
Yogyakarta -

Lagu 'Celeng Dhegleng' tiba-tiba menjadi viral. Grup-grup percakapan di Jateng banyak yang membagikan konten video lagu tersebut. Padahal itu lagu yang sudah hampir 3 tahun lalu diluncurkan. Banyak yang mengaitkan dengan gegeran banteng vs celeng di internal PDIP.

Di grup-grup percakapan warga Jateng, lagu tersebut kini populer dibagikan dari grup ke grup. Ada yang memberikan embel-embel caption 'dasar celeng', ada pula yang memberi keterangan 'iki ya celeng', namun banyak yang sekedar membagikan tanpa keterangan apapun.

Lagu karya Sri Krishna tersebut dibbuat sekitar 2015 dan diluncurkan pada Maret 2019 lalu. Launching lagu Sri Krishna atau akrab disapa Krishna Encik tersebut dilakukan di Taman Budaya Yogyakarta. Saat itu, peluncurannya dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kebetulan juga, saat launching 'Konser Kidung Nusantara Sri Krishna Celeng Dhegleng' di Taman Budaya Yogyakarta, Kamis 7 Maret 2019, Pak Ganjar datang," kata Encik saat dihubungi detikcom, Rabu (13/10/2021).

Encik menjelaskan, dia menciptakan lagu tersebut tak ada kaitan dengan Ganjar maupun politik. Kehadiran Ganjar saat itu, kata dia, murni karena datang sebagai kenalan yang sudah lama saling mengenal.

ADVERTISEMENT

Lagu tersebut diciptakan sebagai respons atas keadaan sosial masyarakat saat itu.

"Karena saya bikin lagu itu ngrespons keadaan sosial, diskusi dengan Romo Sindhunata, dan merespons (lukisan) karya Joko Pekik tentang (berjudul) Berburu Celeng," katanya.

Encik mengaku mengetahui lagunya menjadi populer hari ini.

"Jujur saya baru tahu sehari ini dari berita teman-teman. Kebetulan ini WA (WhatsApp) saya banyak masuk dari teman-teman PDIP. Menurut saya, biarkan lagu itu menemukan jalannya sendiri," ujarnya.

Encik menduga lagu tersebut menjadi viral dan populer saat ini mungkin karena dipakai untuk merespons pernyataan Bambang Pacul yang menyebut kader PDIP di luar barisan sebagai celeng.

"Secara konten memang lagu itu kritik yang ada di album saya 'Celeng Dhegleng' Leng Ji Leng Beh'," imbuhnya.

Encik pun kembali menegaskan, lagu ciptaannya tersebut sudah ada sebelum polemik banteng versus celeng di internal PDIP mengemuka sejak akhir pekan lalu. Menurutnya konten lagu tersebut sudah ada platform digital sejak awal diluncurkan.

"Sebetulnya nggak ada kaitannya (lagu dengan konflik di PDIP), nyambung sekarang," jelasnya.

Krishna mengatakan sejak awal dia hanya memikirkan proses berkarya saja. Tanpa memprediksi lagu tersebut sekarang menjadi hits maupun viral sebagai lagu untuk merespons kejadian politik.

"Saya hanya suka-suka saja, karena celeng itu binatang ikonik. Ada semiotikanya," katanya.

(mbr/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads