Pesisir laut di wilayah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah mengalami abrasi sepanjang 82,5 kilometer. Saking parahnya dampak abrasi ada seratusan rumah warga yang harus direlokasi.
"Luasan untuk yang abrasi mencapai 82,5 kilometer. Itu di wilayah Kabupaten Jepara (di sepanjang pesisir pantai Jepara)," kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Jepara, Wasiyanto kepada wartawan ditemui di Pantai Tanggul Tlare Kecamatan Kedung, Selasa (12/10/2021).
Wasiyanto menuturkan dua pesisir pantai di Jepara yang terkena abrasi parah ada di Desa Bandung Harjo, Kecamatan Donorojo, dan di Tanggul Tlare, Kecamatan Kedung. Bahkan kata dia, ada satu dukuh di Tanggul Tlare yang harus direlokasi karena terdampak abrasi.
"Itu ada dua titik di pantai Desa Bandung Harjo Kecamatan Donorojo dan di wilayah Kecamatan Kedung ini. Di Kedung ini memang sering berganti, jadi satu ditangani nanti pindah di tempat lain, karena kondisi hidrologi itu kan dipelajari dengan pasti dulu," tutur dia.
"Di sini (Tanggul Tlare) sampai hilang desa ya, kalau di sana (Bandung Harjo) berkurang lahannya. Tapi tidak sampai bedol desa," sambung dia.
Wasiyanto mengatakan terjadi abrasi sekitar 1,5 meter setiap tahunnya. Pihaknya pun berupaya untuk mencegah terjadi abrasi di pesisir Pantai Jepara semakin parah dengan penanaman pohon hingga membuat tanggul.
"Setiap tahun abrasi kisarannya, kalau di sini itu sampai pindah ya. Kisaran setiap tahun berdasarkan penelitian dari DLH (Dinas Lingkungan Hidup) antara 1 meter sampai 1,5 meter," jelasnya.
"Di sini sama di wilayah Bandung Harjo Kecamatan Keling. Di sini beberapa kali dilakukan penanganan, seperti ini dulu kita lakukan bersama menggunakan cemara laut," ungkap Wasiyanto.
Di lokasi yang sama, Kepala Desa Tanggul Tlare Kecamatan Kedung, Kosnadi menyebut sebelum terkena abrasi ada ratusan rumah di sekitar pantai Tanggul Tlare. Namun karena terjadi abrasi ratusan rumah warga terdampak sehingga direlokasi ke tempat yang lebih aman.
"Dulunya memang ada dua kilometer yang kena abrasi di Tanggul Tlare (di wilayah pantai yang sedang ditanami mangrove). Dulunya permukiman kena abrasi kemudian direlokasi ke tempat yang aman, sekitar tahun 1988. Dulu ada ya sekitar 100 rumah," ungkap Kosnadi kepada wartawan di lokasi siang ini.
Kosnadi mengatakan ancaman abrasi masih terjadi hingga kini. Menurutnya abrasi terjadi di wilayah Tanggul Tlare setiap tahun mencapai 2 meter.
"Sekarang ancaman abrasi tanah warga. Ini aja sudah masuk tanah warga yang kena. Mungkin sudah ada tanah warga yang terancam abrasi. Dulu bibir pantai 2 kilometer ke arah barat sekarang menjadi 1 kilometer. Setiap tahun ada 2 meter ancaman abrasi di sini, karena angin dan ombak besar," terang dia.
Selengkapnya di halaman selanjutnya...
Simak juga 'Potret Pesisir Bekasi yang Terancam Tenggelam Karena Banjir Rob':
(ams/sip)