Deretan Nama Hewan dalam Polemik Pilpres: Cebong, Kampret hingga Celeng

Deretan Nama Hewan dalam Polemik Pilpres: Cebong, Kampret hingga Celeng

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 12 Okt 2021 07:47 WIB
Ilustrasi fokus (bukan buat insert) Setop Cebong-Kampret (Luthfy Syahban/detikcom)
Foto: Ilustrasi fokus Setop 'Cebong-Kampret' (Luthfy Syahban/detikcom)
Yogyakarta -

Sebutan bebek hingga celeng mewarnai gejolak polemik Pilpres dalam intern PDIP. Menengok jauh ke belakang, bukan baru kali ini saja nama hewan muncul jadi istilah saat suasana politik menghangat, di antaranya cebong dan kampret jelang Pilpres 2019.

Pada 2018, menjelang Pilpres, warganet (netizen) mulai sering menggunakan istilah cebong dan kampret. Kedua istilah itu mewakili pendukung dua pasangan capres saat itu yakni Prabowo Subianto dan Jokowi yang cikal bakalnya ada sejak Pilpres 2014.

Istilah 'kampret' rupanya berasal dari plesetan KMP yang aslinya singkatan dari Koalisi Merah Putih (KMP), koalisi partai-partai pendukung Prabowo dalam pilpres 2014. Berjalan menuju Pilpres 2019, istilah KMP memang tidak sering digunakan dibanding plesetannya 'kampret'. Istilah ini seringkali muncul di percakapan hingga perdebatan sengit netizen di media sosial hingga berita-berita pengamat politik kala itu. Sedangkan cebong diarahkan kepada pendukung Jokowi yang diketahui hobi memelihara katak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pegiat dan pencinta bahasa Indonesia, Ivan Lanin, pernah mencuit di media sosial soal asal mula istilah populer ini. Demikian penjelasannya pada April 2019 silam:

#etimologi julukan:
- cebong: Jokowi didukung anak katak (cebong) karena hobi memelihara katak.
- kampret: Prabowo didukung partai dalam Koalisi Merah Putih/KMP (KaMPret).

ADVERTISEMENT

Sebutan hewan kembali muncul dalam isu pilpres terkini yakni bebek, beo, hingga celeng. Istilah ini muncul sebagai buntut deklarasi dukungan untuk Ganjar Pranowo maju di Pilres 2024.

Kemunculan celeng berawal dari pernyataan Ketua DPD PDIP Jawa Tengah (Jateng) Bambang Wuryanto. Bambang Wuryanto menyebut kader PDIP pendukung Ganjar bukan banteng, melainkan celeng.

"Adagium di PDIP itu, yang di luar barisan bukan banteng, itu namanya celeng. Jadi, apa pun alasan itu yang deklarasi, kalau di luar barisan ya celeng," kata Bambang saat dijumpai di Sukoharjo, Sabtu (9/10).

Pria yang juga dikenal dengan nama Bambang Pacul ini merasa tak masalah bila pernyataannya dianggap keras.

"Keras sekali kau Pacul, ya memang begini. Itu untuk menunjukkan garis yang benar. Di Kongres V itu jelas capres cawapres di tangan ketua umum," terang Bambang Pacul.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

Lihat juga Video: Survei SMRC: Kejutan Elektabilitas Parpol, Rizieq di Atas Puan

[Gambas:Video 20detik]



Menanggapi pernyataan Bambang, kader yang terang-terangan mendeklarasikan dukungan untuk Ganjar yakni Wakil Ketua DPC PDIP Purworejo Albertus Sumbogo jengah karena disebut celeng.

Sumbogo tak ragu untuk membalas Bambang Pacul, pimpinannya. Dia menyebut kepemimpinan Bambang Pacul di Jateng melahirkan kader PDIP bermental bebek.

"Di bawah tekanan kepemimpinan beliau (Bambang Wuryanto) lahirlah kader-kader dengan mental babu, bebek dan beo," kata Sumbogo saat dihubungi detikcom, Minggu (10/10).

Sumbogo menilai tudingan keras seperti iyu bukan yang pertama dilontarkan Bambang Pacul, panggilan akrab Bambang Wuryanto. Sumbogo mengakui bahwa Bambang Pacul melakukannya untuk merapatkan barisan, namun dampaknya justru kurang sehat bagi mentalitas kader.

"Dalam beberapa hal itu tepat dan berhasil, tetapi dalam banyak hal Pak Bambang Pacul telah merubah jiwa para kader menjadi seperti pesuruh; kon ngalor, ngalor, kon ngidul, ngidul (diperintah ke utara ya ke utara, diperintah ke selatan ya ke selatan)," sambungnya.

Halaman 2 dari 2
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads