Menengok Kampung 'Rumah Panggung' di Demak yang Tergenang Rob

Mochamad Saifudin - detikNews
Senin, 04 Okt 2021 20:12 WIB
Potret permukiman 'rumah panggung' di Demak, Senin (4/10/2021) (Foto: Mochamad Saifudin/detikcom)
Demak -

Warga di Dukuh/Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Demak, Jawa Tengah, tinggal di permukiman yang tergenang air laut atau rob. Warga di dukuh tersebut pun meninggikan rumah mereka bak rumah panggung dan membangun jembatan swadaya sebagai akses jalan.

Pantauan di lokasi, jembatan beralaskan kayu tersebut memiliki tinggi sekitar 1,5 meter dengan penyangga bambu. Jarak permukiman warga dengan laut sekitar 2 kilometer. Tak terlihat kendaraan warga yang terparkir di halaman rumah, karena warga di desa ini memarkirkan kendaraan miliknya di parkiran yang berada di depan kampung.

Warga pun terbiasa menyewa ojek perahu dari parkiran motor untuk menuju masjid yang berada di tengah kampung. Tak hanya itu, warga juga harus melewati genangan rob, salah satunya akses menuju makam dan masuk kampung.

Rumah warga yang berada di sisi kanan maupun kiri jembatan pun terlihat seperti rumah panggung. Sebab, tinggi lantai rumah sejajar dengan tinggi jembatan kayu itu.

Bagian bawah jembatan terlihat seperti kolam. Di beberapa halaman rumah, tampak dibatasi dengan pasir dan batu untuk mencegah limpasan air laut itu tidak masuk ke dalam rumah. Ketua RT setempat mengaku membangun jembatan kayu secara swadaya untuk memudahkan akses bagi warganya.

"Jembatan ini dibuat puasa kemarin (April 2021), lalu mau Lebaran jadi. Lebarnya satu meter dan panjangnya sekitar satu kilometer ada," kata Ketua RT 3 Dukuh Timbulsloko, Bahrun, di lokasi, Senin (4/10/2021).

"(Pembuatan jembatan kayu ini) swadaya kampung, dan donasi dari berbagai kalangan tidak ada yang dari pemerintah," sambungnya.

rumah panggung' dan membuat jembatan swadaya." title="Permukiman 'Rumah Panggung' di Demak" class="p_img_zoomin" />Dukuh/Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Demak,merupakan permukiman yang tergenang air laut atau rob. Untuk mengantisipasi limpasan rob, warga meninggikan rumahnya bak 'rumah panggung' dan membuat jembatan kayu swadaya. Foto: Mochamad Saifudin/detikcom

Bahrun menerangkan warga di dukuhnya terdapat 520 jiwa atau sekitar 100 kepala keluarga (KK). Bahrun menyebut banjir rob parah mulai dirasakan warga sejak dua tahun terakhir.

"Ada 100 KK lebih, kalau jiwanya ada 520. Kondisi rob di sini paling parah semenjak 2 tahun terakhir. Dulunya robnya biasa, karena robnya semakin besar akhirnya warga membuat jembatan ini," terangnya.

Akibat limpasan rob yang makin parah itu, rumah warga di kampungnya kini digenangi air laut. Menurutnya permukiman itu dulunya merupakan sawah yang dialihfungsikan menjadi tambak dan kini tak terawat sehingga banyak yang dijual ke orang lain.

"Tambak bagian barat sudah banyak dijual ke orang lain. Tahun 2010 itu harganya Rp 5-Rp 4 ribu per meter. Itu kan sudah keadaan rob, tidak bisa dirawat akhirnya dijual. Tambaknya itu dikasih waring (sebagai pembatas) ongkosnya mahal. Setiap hari terkena rob terus ambruk semua. Setiap hari merawat tiap hari merawat, capek, akhirnya dijual," terang Bahrun.

Lihat juga video 'Kantor Mapolres Gorontalo Terendam Lumpur Sisa Banjir':






(ams/rih)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork