Makam Kuno Mbah Kutut di Klaten, Dikenal Warga Tapi Jejaknya Misterius

Makam Kuno Mbah Kutut di Klaten, Dikenal Warga Tapi Jejaknya Misterius

Achmad Syauqi - detikNews
Sabtu, 25 Sep 2021 12:25 WIB
Makam Mbah Kutut di desa Glagahwangi, Polanharjo yang misterius, Klaten, Sabtu (25/9/2021).
Makam Mbah Kutut di desa Glagahwangi, Polanharjo yang misterius, Klaten, Sabtu (25/9/2021). (Foto: Achmad Syauqi/detikcom)
Klaten -

Meski berada di lokasi terpencil, sebuah makam kuno di Desa Glagahwangi, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah dikenal banyak warga sebagai milik Mbah Kutut. Sayang, meski makamnya banyak dikenal orang, tapi sosok dan kisah tentang Mbah Kutut masih misterius.

Kuburan tua tersebut dari pantauan detikcom terletak di sebuah gundukan tanah pertanian di tepi Sungai Kuncen perbatasan dengan Desa Kuncen, Kecamatan Ceper. Untuk mencapai makam itu dari jalan Desa Glagahwangi harus melewati pematang sawah yang menurun sejauh sekitar 100 meter.

Di barat, timur dan selatan kuburan tersebut ada bentangan sawah yang ditanami padi. Persis di Utara makam adalah sungai yang cukup deras alirannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di atas gundukan tanah setinggi sekitar 3 meter itu terlihat kompleks tembok makam, gapura kecil dan pintu makam. Kompleks makam hanya berukuran sekitar 3x4 meter dengan tembok setinggi 2 meter yang kusam berlumut dan sebagian tidak diplester.

Pintu kompleks makam terbuat dari besi dan terkunci. Tepat di atas lengkung pintu masuk terdapat kaligrafi batu pualam putih berbentuk lingkaran.

ADVERTISEMENT
Makam Mbah Kutut di desa Glagahwangi, Polanharjo yang misterius, Klaten, Sabtu (25/9/2021).Makam Mbah Kutut di desa Glagahwangi, Polanharjo yang misterius, Klaten, Sabtu (25/9/2021). Foto: Achmad Syauqi/detikcom

Kaligrafi berbahasa Arab itu merupakan kalimat syahadat. Sedangkan di kompleks makam yang terkunci hanya terlihat satu makam dengan nisan batu kotak andesit yang ditumpuk dengan ornamen batu setengah kelopak bunga di bagian ujung dan pangkalnya.

Lantai kompleks makam sudah dipasangi keramik warna biru laut tetapi bagian atapnya mulai rontok. Di bagian bawah nisan tertempel batu marmer putih bertulis huruf Jawa dan latin.

Tulisan pahatan pada marmer berbunyi " Ki Jahide makg, Topawiradi Kerkop Goemoek Sidowajah 25-1-1886/ 15-2-1916". Selain kalimat tersebut tidak ada tulisan lain di lokasi.

Kades Kuncen, Kecamatan Ceper, Muryadi mengatakan makam itu lebih dekat ke Dusun Kasihan, Desa Kuncen meskipun wilayah Desa Glagahwangi. Selama ini dikenal dengan sebutan makam Mbah Kutut.

"Saya kurang tahu sejarahnya tapi dikenal dengan nama makam Mbah Kutut. Itu sudah ada sejak simbah-simbah saya," kata Muryadi pada detikcom di balai desa, Sabtu (25/9/2021).

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

Tonton juga Video: Menko PMK Ziarah ke Makam Bung Karno

[Gambas:Video 20detik]



Muryadi juga mengaku tidak mengetahui siapa dan kapan kompleks makam itu dibangun. Soal nama Sidowayah, dirinya juga tidak tahu.

"Tidak tahu siapa dimakamkan di situ, termasuk dibangun kapan. Dan tidak ada nama dusun atau desa Sidowayah di dekat sini," sebut Muryadi.

Harso Suwito (90) warga Dusun Kasihan, Desa Kuncen yang rumahnya di Utara Sungai juga tidak paham sejarahnya. Tapi makam di selatan sungai di selatan dusunya itu sering diziarahi.

"Saya tidak tahu siapa yang dikubur di situ. Tapi dulu sering didatangi peziarah, banyak dari Yogyakarta," ungkap Harso Suwito pada detikcom di rumahnya.

Makam itu, kata Harso, sudah ada saat dirinya masih anak-anak. Jumlah kuburan hanya satu dan tidak ada satupun kuburan lain di sekitar lokasi.

"Ya cuma kuburan satu itu. Siapa dan bagaimana saya tidak tahu dan mungkin tidak ada yang tahu karena saya paling tua disini," ungkap Harso.

Kadus 1 Desa Glagahwangi, Kecamatan Polanharjo, Harmono mengatakan tidak ada catatan di desa sejarah kuburan itu. Tokoh apa yang dikubur juga tidak diketahui.

"Kita tidak tahu sosoknya siapa, apalagi sejarahnya. Tapi memang itu namanya makam Mbah Kutut, itu saja setahu kita," ungkap Harmono pada detikcom.

Halaman 2 dari 2
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads