Pembelajaran tatap muka (PTM) di Purbalingga dan Jepara, Jawa Tengah menjadi klaster penyebaran virus Corona atau COVID-19. Tak ingin peristiwa itu terulang, Pemerintah Kabupaten Brebes dan Pemerintah Kota Solo melakukan tes antigen acak ke para pelajar.
Di Brebes, tes swab antigen ini dilakukan serentak di tiga sekolah yakni SMA Negeri 2 Brebes, SMA Negeri 1 Larangan dan MTS Negeri 2 Brebes. Sampel swab siswa diambil secara random (acak) di masing-masing sekolah.
Untuk SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 1 Larangan masing-masing sebanyak 50 sampel, sedangkan MTS Negeri 2 sampel yang diambil 25 orang. Hasil pemeriksaan swab antigen di tiga sekolah ini semuanya nonreaktif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perlu dilaporkan, hasil rapid swab antigen di tiga sekolah semuanya negatif atau nonreaktif. Pemeriksaan dilakukan secara acak di tiga sekolah itu. Semuanya ada 125 sampel dan setelah diperiksa hasilnya nonreaktif," ungkap Sekda Brebes Djoko Gunawan kepada wartawan di Brebes, Kamis (23/9/2021).
Sementara itu, di Solo tes swab acak itu juga dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran COVID. Selain itu, dilakukan untuk persiapan menyambut PTM di sekolah.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka tak menyebutkan sekolah mana saja yang sudah dan akan dilakukan tes acak. Namun diketahui, salah satu sekolah yang sudah dites acak ialah SMKN 2 Solo dengan hasil negatif seluruhnya.
Tes acak, kata Gibran, menyasar seluruh murid, guru dan karyawan sekolah. Bahkan murid SD pun harus siap menjalani tes swab dadakan.
"Yang namanya random test ya rahasia. Swab test itu untuk kebaikan bersama, kita tahunya orang positif atau negatif dari mana kalau nggak di-swab. (Anak SD) harus mau," kata Gibran di rumah dinas Loji Gandrung, hari ini.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Sekolah yang Ditemukan Guru-Siswa Kena Corona Bakal Ditutup
Gibran menyebut, jika ditemukan siswa maupun guru yang positif COVID, maka pihaknya akan menutup sementara sekolah tersebut. Hal ini merupakan konsekuensi dari kegiatan PTM di masa pandemi.
"Kalau ada murid yang positif, guru yang positif langsung kami tutup. Tapi yang tutup sekolah yang bersangkutan, bukan semua sekolah. Tenang aja. Memang pandemi belum selesai kok. Ya kita harus siap dengan segala kemungkinan," ujar dia.
Meski begitu, Gibran menegaskan PTM tetap harus jalan. Kejadian di daerah lain tidak akan mempengaruhi kegiatan sekolah tatap muka di Solo.
"Kita nggak bisa kalau nggak testing. Kita nggak bisa asumsi semua sehat. Testing tetap harus tinggi meski kasus rendah. PTM harus jalan terus. Nggak bisa karena di daerah lain ada klaster terus kita tutup. Pendidikan nomor satu," pungkasnya.