Video yang menampilkan ikan-ikan teri berlompatan di Pantai Selatan Yogyakarta viral di media sosial. Ikan-ikan teri itu tampak berlompatan mendekati daratan dan memudahkan nelayan untuk memanennya.
Dalam video yang beredar itu menampilkan ikan-ikan teri itu berlompatan ke daratan. Tampak para nelayan memanen ikan itu dengan jaring.
Di video lainnya, tampak ikan teri berukuran sekitar jari manis orang dewasa yang terperangkap jaring nelayan. Dimintai konfirmasi soal peristiwa ini, Dinas Kelautan dan Perikanan DIY menyebut ikan teri berlompatan ini merupakan fenomena tahunan.
"Bukan mistis, tidak luar biasa karena tiap tahun seperti itu. Cuma masalahnya sekarang terekspos media sosial. Sementara kalau dulu saat bertugas di Pelabuhan Sadeng memang ada musim teri," jelas Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan DIY Catur Nur Amin saat ditemui di Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, Rabu (22/9).
Catur mengatakan fenomena ikan teri berlompatan ke daratan itu terjadi setiap musim pancaroba. Kejadian ini hampir terjadi merata di seluruh pesisir Pulau Jawa.
Dia memaparkan ada tiga kemungkinan ikan teri merapat ke daratan. Pertama adanya perubahan suhu air laut sehingga ikan-ikan teri itu bergerak untuk mencari suhu nyaman. Hingga akhirnya menemukan suhu hangat di sekitar pesisir pantai.
"Kemungkinan lain adalah adanya predator alami. Gerombolan ikan teri terpisah dengan rombongan besar sehingga jadi naik ke daratan," jelasnya.
Catur mengatakan kemungkinan lainnya terkait dengan predator alami si ikan teri ini. Untuk diketahui salah satu predator ikan teri yakni ikan layur.
"Kemungkinan terkait terkena gelombang besar sehingga gerombolan ikan ini juga terpecah ke darat," katanya.
Catur menyebut dalam video yang beredar itu, lokasi ikan teri berlompatan ke daratan itu ada di Pantai Wediombo Gunungkidul, dan Laguna Trisik Kulon Progo. Dia memprediksi fenomena ikan teri berlompatan ke daratan ini bakal terjadi selama tiga hari.
"Biasanya itu malam hari. Teri ini sifatnya mengejar cahaya. Sehingga kayak di pelabuhan itu cahayanya banyak lampu sehingga menuju ke pelabuhan bisa sampai pagi masih ada. Nanti siang menyebar," ujarnya.
Fenomena ikan teri berlompatan ke daratan ini pun menjadi berkah bagi nelayan. Menurut Catur, dalam sekali panen, nelayan bisa menjaring hingga satu ton ikan teri.
"Dalam setiap panen, rata-rata nelayan mampu menjaring ikan teri sebanyak 1 ton. Untuk teri dengan nama latin stelephorus SP bisa terjual Rp 10 ribu per kilogram. Pembelinya mulai dari pengepul, warga hingga pemilik usaha rumah makan," terang dia.
"Ikan ini bisa dikonsumsi, bisa digoreng atau disambel. Ukurannya sekitar 5 sentimeter maksimal paling besar. Habitatnya di selatan pulau Jawa perairan samudera," sambung dia.
Setelah fenomena ikan teri ini, kata Catur, para nelayan biasanya akan segera memanen ikan layur. "Biasanya habis panen teri kemudian panen ikan layur, karena itu tadi ngejar makanannya. Makanya nelayan sudah siap-siap," ujarnya.
(ams/sip)