4. Manfaatkan kelemahan sistem
Iqbal mengungkapkan, kawanan pembobol ATM Bank Jateng itu berhasil menggondol uang nasabah mencapai miliaran rupiah dengan memanfaatkan kelemahan yang ada pada sistem pengamanan.
Setelah berhasil mempelajari kelemahan tersebut, para pelaku ini beraksi menggunakan kartu ATM untuk menguras saldo nasabah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka membobol dengan memanfaatkan adanya kelemahan sistem, tapi tidak perlu saya jelaskan kelemahannya di sini," ungkapnya.
"Kemudian dimanfaatkan oleh orang-orang itu yang tahu sistem itu untuk membobolnya," sambungnya.
5. Tidak melibatkan orang dalam
Kabid Humas Polda Jateng Kombes Iqbal Alqudusy memastikan bahwa para tersangka pembobol ATM Bank Jateng itu merupakan spesialis dan tidak melibatkan orang dalam atau pegawai bank.
Mereka beraksi dengan mempelajari kelemahan sistem pengamanan bank dan menggunakan kartu ATM.
"Mereka semuanya orang luar (dari bank), tidak melibatkan orang dalam," tuturnya. Meski begitu, Iqbal menyampaikan, saat ini pihaknya masih terus mengembangkan kasus ini guna mengungkap kemungkinan adanya pelaku lain.
"Kasus ini masih kita kembangkan," ucapnya.
6. Bank Jateng mulai kembalikan uang nasabah
Pihak Bank Jateng angkat bicara terkait skimming yang menimpa puluhan nasabahnya di Klaten. Bank Jateng melakukan verifikasi jumlah nasabah yang mengalami kerugian akibat kejadian itu dan mengembalikan uangnya.
Dari pendataan yang sudah dilakukan sedikitnya ada 53 nasabah dengan total uang yang raib mencapai Rp 1,6 miliar.
"Sudah kita deteksi, ada sekitar 53 nasabah dengan nominal Rp 1,6 miliar. Hari ini sudah mulai kita kembalikan ke nasabah," ungkap Sekretaris Perusahaan Bank Jateng, Herry Nunggal Supriyadi, pada wartawan di kantor Bank Jateng Cabang Klaten, Rabu (8/9).
Herry menambahkan, sesuai komitmen manajemen, pengembalian uang membutuhkan waktu selama dua hari. Jika hari ini laporan masuk, besok akan diverifikasi.
"Kalau hari ini masuk, verifikasi benar, besok kita kembalikan lagi ke rekeningnya. Kita pengaman salah satunya dengan edukasi ke nasabah," papar Herry.
(mbr/mbr)