Dishub Sleman Gandeng KNKT Analisis Laka Truk Maut di Tebing Breksi

Jauh Hari Wawan S. - detikNews
Rabu, 08 Sep 2021 19:56 WIB
Truk terguling di Tebing Breksi Sleman (Foto: Gatot Jatmiko/detikcom)
Sleman -

Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Sleman menggandeng Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terkait kasus kecelakaan truk maut yang menewaskan enam orang di kawasan Tebing Breksi, Prambanan, Sleman. Hal ini dilakukan Dishub Sleman untuk menganalisis peristiwa kecelakaan tersebut.

"Kita sudah melakukan investigasi. Dishub sedang bersurat ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mau minta analisis dari KNKT karena mereka yang lebih mempunyai kompetensi dalam bidang keselamatan transportasi," kata Kepala Dinas Perhubungan Sleman Arip Pramana saat dihubungi wartawan, Rabu (8/9/2021).

Arip mengatakan pihak KNKT sudah datang ke Sleman. Meski begitu, kedatangan tim KNKT tidak secara resmi untuk melakukan investigasi terkait kecelakaan di Tebing Breksi yang terjadi pada Jumat (3/9) lalu itu.

"Nah ini yang kemudian tadi dari KNKT itu silaturahmi ke Sleman tapi sifatnya kan belum resmi artinya rekomendasinya tidak ada yang tertulis. Sehingga saya tidak bisa sampaikan (hasil rekomendasinya), walaupun sudah keluar beberapa arahan dari KNKT," ungkapnya.

Sejauh ini, investigasi yang dilakukan Dishub, sebatas mengecek infrastruktur jalan. Mulai dari penerangan jalan hingga rambu lalu lintas.

"Kalau kita kan dari sisi infrastruktur saja. Seperti dari lampu di sana tidak masalah, sudah mencukupi untuk di titik itu. Kemudian rambu juga sudah ada," ucap Arip.

Dihubungi terpisah, Plt Ketua Subkomite LLAJ KNKT Ahmad Wildan menegaskan tidak melakukan investigasi resmi terkait kecelakaan di kawasan Tebing Breksi. Namun, KNKT melakukan kajian berdasarkan data kecelakaan dari Dishub Sleman.

"Tidak (melakukan investigasi resmi). Saya hanya diminta me-review. Tapi kalau Kadishub (Sleman) meminta kami melakukan investigasi ya kami akan lakukan itu. Saya hanya me-review aja data-data dari dishub," kata Wildan saat dihubungi wartawan, hari ini.

Wildan menjelaskan, dari data yang diperoleh, pihaknya melakukan analisis geometrik jalan dan spesifikasi teknis kendaraan. Dia kemudian membuat kesimpulan sementara dari data itu.

"Pertama, jalur Tebing Breksi adalah jalan yang sangat berisiko, dengan jarak sepanjang 1,83 kilometer memiliki perbedaan ketinggian 191 meter, dan tanjakan maksimal 35 persen," jelasnya.

Kemudian, berdasarkan jenis truk yang mengalami kecelakaan hanya memiliki gradebility sebesar 25 persen. Gradebility kemampuan torsi kendaraan untuk dapat melalui jalan pada batasan tanjakan atau turunan tertentu.

"Mobil truk yang kecelakaan hanya memiliki kemampuan torsi dengan gradebility sebesar 25 persen," ungkapnya.

Selengkapnya soal analisis KNKT soal kecelakaan di kawasan Tebing Breksi itu...




(ams/rih)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork