Ada Struktur Batu Diduga Stupa Peninggalan Era 8 M di Atas Bukit Sleman

Jauh Hari Wawan S. - detikNews
Kamis, 02 Sep 2021 15:39 WIB
Sleman -

Struktur batu di atas bukit Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), diduga merupakan bagian dari stupa Buddha. Diduga bangunan stupa itu dibangun pada 8-9 Masehi.

Salah seorang warga setempat, Prawoto, mengatakan lokasi situs itu berada di Bukit Mintorogo, Kalurahan Gayamharjo, Kapanewon Prambanan. Awalnya warga tidak tahu jika batuan itu merupakan bagian dari stupa. Warga, kata dia, menganggap lokasi itu sebagai tempat sakral untuk melakukan pertapaan.

"Sebetulnya sudah lama (ada), cuma kalau kepercayaan kami ini kan tempat yang kami sakralkan, penduduk sini menganggap itu adalah pertapaan," kata Prawoto saat ditemui wartawan, Kamis (2/9/2021).

Situs bersejarah itu kini sudah tak berbentuk sama sekali. Prawoto menuturkan, berdasarkan hasil pemeriksaan dari pihak-pihak terkait, dulunya lokasi itu terdapat bangunan berupa stupa.

"Kemungkinan besar candi (stupa, red), kalau lebih detailnya teman arkeologi. Kalau saya tahunya di sini ada stupa lah," ungkapnya.

Menurutnya, situs ini merupakan situs peninggalan Buddha. Dan baru diketahui oleh warga belum lama ini.

"Kalau diketahui candi (stupa, red) baru-baru saja. Karena dulu kita hanya curiga kok ada batu aneh. Setelah ada teman-teman yang ke sini menyatakan ini candi dan candi Buddha," ungkapnya.

Sementara itu, pegiat cagar budaya Hari Wahyudi mengatakan bangunan ini sudah dibangun sekitar abad 8 Masehi.

"Ini kalau dari bentuknya hampir sama dengan dataran Prambanan semua. Dari abad 8-10 M secara keilmuan ini. Jadi bentuknya stupa tunggal," kata Hari.

Kondisi situs sudah banyak yang hancur. Hanya bagian bawah yang masih terlihat.

"Kondisinya saat ini hampir susah dikenali. Jadi kemungkinan dulu ini runtuh, terus sebagian materialnya itu digunakan warga sebagai pembatas talut," ungkapnya.

Berdasarkan diameter bangunan bawah candi sebesar 7 meter, Hari mengatakan stupa ini tingginya sekitar 7 meter.

Selain itu, lokasi penemuan situs bersejarah ini disebut sebagai yang tertinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Kemarin diukur itu 414 mdpl. Sementara ini tertinggi situs candi Mataram Kuno tertinggi di Yogyakarta," sebutnya.

Lokasi bangunan, kata Hari, juga punya makna tersendiri.

"Sangat berpengaruh. Biasanya kan itu tadi, semacam legitimasi juga," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta Zaimul Azzah saat dikonfirmasi terkait batuan itu menyebut jika dugaan awal yakni stupa.

"Itu beberapa waktu lalu sudah ditinjau, diduga memang sebuah stupa. Dugaan awal itu stupa," kata Azza ssat dihubungi wartawan hari ini.

Akan tetapi, pihak BPCB Yogyakarta masih melakukan penelitian lebih lanjut.

"Kelihatannya masih ada komponen stupa tapi perlu penelitian lebih lanjut," jelasnya.

Ia juga membeberkan, stupa itu dibangun antara tahun 8 hingga 9 Masehi. Hal itu didasari oleh sebaran bangunan benda cagar budaya di Prambanan.

"Kalau perkiraan tahun, kita melihat sebaran di Prambanan banyak bangunan yang senada. Diperkirakan tahun 8 M atau 9 M," ungkapnya.

Dikatakan Azza, di dekat lokasi batuan stupa itu banyak tersebar stupa-stupa lain.

"Di sekitar sana kan memang banyak stupa, misalnya stupa Sumberwatu dan banyak stupa yang sedang kita lakukan rekonstruksi," pungkasnya.

Simak cerita turun-temurun warga di halaman berikutnya...




(sip/rih)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork