.webp)
Puluhan warga makan bersama di atas jembatan Plipiran di Desa Limbangan, Kecamatan Madukara, Banjarnegara, siang ini. Makan bersama ini dilakukan warga sebagai bentuk syukur setelah jembatan Banjarnegara-Dieng sudah bisa dilewati kendaraan.
Jembatan dengan panjang 60 meter dan lebar 8 meter ini diproyeksikan menjadi jalur utama wisata Banjarnegara-Dieng. Jalur ini dinilai paling dekat dari kota Banjarnegara menuju dataran tinggi Dieng.
Salah satu warga Desa Limbangan, Kartijo (51), mengatakan doa serta makan bersama ini diikuti oleh warga Desa Limbangan dan Desa Larangan Kecamatan Pagentan. Kini akses antardua kecamatan ini sudah bisa dilalui kendaraan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada doa bersama, potong tumpeng dan makan bersama sebagai bentuk syukur warga. Karena jembatan ini baru ada sejak dulu," kata Kartijo saat ditemui di Jembatan Plipiran, Jumat (27/8/2021).
Dengan adanya jembatan yang berada di Kecamatan Madukara, dan Kecamatan Pagentan ini diharapkan mampu mempermudah warga. Baik untuk jalur wisata, akses kesehatan maupun untuk mempermudah dalam menjual hasil pertanian.
"Sebelum ada jembatan ini, ada jembatan kecil dari bambu yang bisa dilewati pejalan kaki atau sepeda motor. Itu pun harus hati-hati. Semoga dengan adanya jembatan ini akan mempermudah untuk menjual hasil pertanian. Sebelumnya kalau mobil memutar lewat Desa Clapar dulu," jelasnya.
 Warga tumpengan dilanjutkan makan bersama di atas jembatan (Foto: Uje Hartono/detikcom) |
Di lokasi yang sama, Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono mengatakan pembangunan jembatan ini merupakan untuk mendukung jalur wisata Dieng. Utamanya, wisatawan yang datang dari arah barat.
"Ke depan, dari Banjarnegara menuju dataran tinggi Dieng lewatnya jalur ini karena lebih dekat. Jadi wisatawan yang dari arah barat, misalnya Jakarta, Cirebon dan lainnya lewatnya jalur sini. Dibanding lewat Wonosobo dekat lewat jalur ini," kata Budhi saat meresmikan jembatan tersebut.
Simak juga 'Hampir Sebulan Retak, Jembatan Citarum Belum Juga Diperbaiki':
