Warga di tiga Kecamatan Kabupaten Grobogan, Jateng, melakukan aksi gropyokan (aksi pembasmian) hama tikus secara serentak di lahan pertanian, hari ini. Aksi tersebut merupakan upaya untuk membasmi hama tikus yang merajalela hingga merusak tanaman pangan di daerah tersebut.
Tiga kecamatan yang melakukan aksi gropyokan tersebut adalah Kecamatan Tanggungharjo, Kecamatan Kedungjati, dan Kecamatan Godong. Tak hanya memburu tikus di persawahan, jalan pertanian dan pinggir sungai yang kering karena musim kemarau juga dibersihkan selama aksi gotong royong serentak tersebut.
"Kita kerahkan petugas dan warga lakukan gropyokan di tiga wilayah yang ada tikusnya. Agar tikus terkendali dan panen MT1 (masa tanan pertama) nanti bisa lebih banyak," ujar Kepala Dinas Pangan Kabupaten Grobogan, Sunanto, saat ikut berburu tikus di Desa Sugihmanik, Kecamatan Tanggungharjo, Grobogan, Selasa (24/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gropyokan tikus ini, kata Sunanto, merupakan program jangka pendek. Salah satu program jangka panjangnya adalah memberdayakan musuh alami hama tikus, yakni burung hantu. Pihaknya juga menyiapkan program jangka panjang yang nantinya akan dikombinasikan untuk percepatan pengendalian serangan hama tikus.
Menurut catatan pemerintah Kabupaten Grobogan, pada tahun 2015 lalu, 19 kecamatan di Grobogan terdapat 326 rumah burung hantu. Serangan tikus saat itu menyerang 683 hektar. Di tahun 2020 tercatat ada 944 rumah burung hantu dan serangan tikus menurun hingga di luasan 316 hektare.
"Kita ada inovasi rat hunter tapi juga kita gelar gropyokan sehingga gropyokan kita gelar dan rumah burung hantu kita buat satu tiap 2 hektare. Tahun 2021 ini target kita ada 1.000 lebih rumah burung hantu agar luasan serangan hama tikus semakin mengecil bahkan kita persempit terus tiap tahunnya," tandas Sunanto.
Lebih lanjut Sunanto memaparkan, pembudidayaan dan perawatan burung hantu untuk mengamankan produksi tanaman pangan seperti jagung, kedelai, kacang, dan padi di Grobogan.
Rukin (40), petani di Desa Suguhmarik, mengeluh hama tikus sudah meresahkan. Hasil panen menurun drastis dan bahkan beberapa musim panen lalu sejumlah petani di Sugihmanik mengalami gagal panen.
"Senang karena harapannya usai diburu tikusnya akan meningkatkan panen nantinya. Kalau hasil panen saat ini petani bisa dapat 40 persen dari sebelum diserang hama tikus. Panen itu sudah bagus karena sebelumnya ada petani sampai nggak panen alias merugi," ujar Rukin.
(mbr/sip)