Bertahun-tahun di Kandang Kuda, Batu Ini Ternyata Bagian dari Candi

Bertahun-tahun di Kandang Kuda, Batu Ini Ternyata Bagian dari Candi

Achmad Syauqi - detikNews
Jumat, 20 Agu 2021 16:59 WIB
Batu bekas struktur candi di Klaten, Jumat (20/8/2021).
Batu diduga bagian dari struktur candi di Klaten, Jumat (20/8/2021). (Foto: Achmad Syauqi/detikcom)
Klaten -

Batu bertakik yang diduga bagian dari struktur candi ditemukan di Desa Kokosan, Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Batu tersebut selama bertahun-tahun berada di bekas kandang kuda milik warga.

"Tadinya di situ ada kandang. Tahunya ya setelah kandang ambruk, belum lama," ungkap Kadus I Desa Kokosan, Kecamatan Prambanan, Harjono, pada detikcom, Jumat (20/8/2021).

Pantauan detikcom di lokasi terdapat enam batu dengan bentuk berbeda. Di antaranya ada yang berbentuk kotak, berbentuk L, bertakik dan berundak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bebatuan itu tergeletak begitu saja di bekas kandang bersama batu biasa lainnya. Di selatan bekas kandang terdapat satu batu bertakik digunakan untuk bekas menumbuk padi.

Harjono mengatakan batu tersebut ditemukan di bekas kandang sapi pamannya. Menurut cerita leluhurnya, batu itu sudah lama di lokasi.

ADVERTISEMENT

"Kita tidak tahu asalnya. Dari mbah-mbah dulu juga sudah di situ di dalam kandang kuda," kata Harjono.

"Tidak ada lainnya, ya hanya di situ. Dulunya untuk pagar atau apa di situ," sambungnya.

Batu tersebut, imbuh Harjono, belum pernah dilaporkan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB). Di desanya juga tidak ada jejak candi.

"Tidak ada candi. Paling dekat dari sini ya Candi Sewu atau Prambanan," kata Harjono.

Sementara itu Pamong Budaya Madya BPCB Jateng, Deni Wahju Hidajat, saat dimintai konfirmasi mengatakan jika dilihat dari bentuknya batu itu merupakan bagian dari candi.

"Iya (bagian candi). Tapi meskipun ada batuan belum tentu di situ ada candi," jelas Deni saat dihubungi detikcom hari ini.

Menurut Deni, bisa saja batu itu berasal dari candi di sekitarnya. Diduga batu tersebut berpindah tempat karena dibawa masyarakat untuk pemberat gerobak pada zaman dahulu.

"Zaman dulu untuk pemberat gerobak, gerobak itu ibarat truk dulu. Saat ke pasar dipenuhi barang saat pulang di bagian belakang perlu pemberat, jadi batu candi dimanfaatkan," ungkap Deni.

Selain itu, imbuh Deni, setelah abad 8-9 M, Mataram kuno ditinggalkan dan batu candi yang tidak terawat sering dimanfaatkan warga sekitar.

"Sering dimanfaatkan lainnya. Misalnya untuk fondasi, pagar, tanggul sawah dan lainnya padahal sekarang jadi benda cagar budaya yang harus dijaga," lanjut Deni.

(sip/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads