Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Bantul meniadakan seluruh kegiatan tradisi malam 1 Suro di pantai selatan Bantul. Hal tersebut karena masih dalam rangka PPKM Level 4 dan seluruh tempat wisata khususnya pantai masih tutup sementara.
Kepala Seksi (Kasie) Promosi dan Pelayanan Informasi Wisata Dispar Bantul Markus Purnomo mengatakan, bahwa ada tiga agenda Dispar Bantul terkait menyambut 1 Suro. Pertama adalah ritual yang ada di Pantai Parangkusumo, kedua ritual Mahesa Suro di Pantai Samas dan ketiga Sedekah Gua Cemara yang dilaksanakan oleh masyarakat di sekitar Pantai Gua Cemara.
"Seluruh kegiatan atau ritual menyambut 1 Suro yang berlangsung di pantai selatan ditiadakan atau ditutup," kata Kepala Seksi (Kasie) Promosi dan Pelayanan Informasi Wisata Dispar Bantul Markus Purnomo saat dihubungi wartawan, Senin (9/8/2021).
"Untuk acara Sedekah Gua Cemara akan diganti doa bersama di Pendopo Pantai Gua Cemara," lanjut Markus.
Baca juga: Polres Demak Panggil Nikita Mirzani Hari Ini |
Pasalnya kawasan pantai selatan Bantul masih tutup sementara. Terlebih hingga saat ini belum ada kepastian PPKM Level 4 di Bantul akan diperpanjang atau tidak.
Bahkan, untuk memastikan masyarakat tidak melaksanakan ritual di pantai selatan Bantul khususnya Pantai Parangkusumo pihaknya bersama Tim Gakkum Satgas COVID-19 Kabupaten Bantul akan melakukan penjagaan di Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) Pantai Parangtritis. Nantinya, jika ada wisatawan atau warga yang akan melaksanakan ritual menyambut 1 Suro langsung diputarbalikkan oleh petugas.
"Kalau ada wisatawan yang mau ritual di Parangkusumo kita putarbalikkan. Karena yang boleh lewat TPR hanya warga di sekitar Pantai Parangtritis saja," ucap Markus.
Terlepas dari hal tersebut, Markus menyebut untuk kegiatan kirap siwur dan nguras enceh atau menguras gentong di kompleks pemakaman Raja-raja Imogiri, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul tetap dilaksanakan secara sangat terbatas. Mengingat hanya internal abdi dalem Keraton saja yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
"Untuk nguras enceh saat bulan Suro masih dilakukan, tapi hanya untuk internal abdi dalem Keraton saja dan tidak melibatkan masyarakat umum," ujarnya.
(mbr/sip)