Pandemi virus Corona atau COVID-19 yang berkepanjangan menyebabkan 28 anak di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah menjadi yatim piatu. Kedua orangtua puluhan anak itu meninggal terpapar Corona.
"Ada 28 anak yang yatim piatu. Mereka dari 17 keluarga yang meninggal karena COVID-19 dengan kategori anak di bawah 18 tahun," jelas Kepala Dinas Sosial P3A dan KB Pemkab Klaten, Much Nasir, pada detikcom Sabtu (7/8/2021).
Data tersebut menurut Nasir, merupakan laporan sementara dari tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK). Angkanya disebut bisa bertambah sebab pendataan masih berlangsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu laporan sementara, ini pendataan masih dilakukan. Kita berharap tidak bertambah dan tidak ada lagi yang menjadi yatim piatu dan semua masyarakat sehat," lanjut Nasir.
Setelah pendataan selesai, terang Nasir, Pemkab Klaten akan mengupayakan solusi untuk menjamin masa depan anak-anak tersebut. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan lembaga lain terkait kondisi ini.
"Tentu tidak bisa Dinsos sendiri tetapi akan melibatkan lembaga lain, misalnya yang menangani kesehatan, pendidikan, pendampingan dan lainnya," papar Nasir.
"Anak tersebut merupakan anak rentan sehingga diutamakan pendampingan, lalu kepastian dapat KIS, kepesertaan Bansos PKH atau PKH, dan lainnya," sambung Nasir.
Salah satu anak yang menjadi yatim piatu di Klaten yakni M (10) yang merupakan warga Desa Sengon, Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. M yatim-piatu setelah sang ibu, S (42) dan ayah ST (47) meninggal dunia positif Corona.
"Ibunya, sesuai kejadian waktu itu memang meninggal positif COVID dan disusul bapaknya tanggal 5 Juli lalu. Kita sudah koordinasi dengan desa untuk penanganan," terang Plt Camat Prambanan Puspo Enggar Hastuti pada detikcom.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
"Kita koordinasi dengan desa, oleh desa sudah diberikan bantuan, dari keluarga juga sudah, dan kita punya tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK) untuk pendampingan," sambung Puspo.
Selain pihak desa, keluarga dan TKSK, satgas juga berkoordinasi dengan BAZNAS. "Hari ini ada surat instruksi pendataan yatim-piatu dan ini kita masukkan. Kita menunggu nanti seperti apa tindak lanjut di kabupaten," pungkas Puspo.
Kades Sengon, Agus Suhartono, menambahkan kakak M kini telah pulang dari tempat perantauannya di Bata, setelah ayah dan ibunya meninggal dunia.
"Yang satu 10 tahun dan satunya kerja di Batam. Tapi karena bapak ibunya meninggal lalu pulang menemani adiknya sehingga keduanya yatim-piatu," kata Agus saat dihubungi detikcom.
Kedua orang tua kakak beradik itu, kata Agus, sama-sama meninggal dunia saat menjalani isolasi di rumah. Kini M dan kakaknya tinggal bersama neneknya.
"Sudah pulang tapi belum menempati rumah tapi menempati rumah neneknya. Rumah rencana dari desa akan merubah suasana rumah, sumur nanti dikasih dinding karena saat kejadian, anaknya yang kecil tahu kejadiannya," papar Agus.
Berbagai upaya, imbuh Agus sudah dilakukan memberikan bantuan. Baik dari masyarakat, pemerintah desa, BAZNAS, donatur dan pendampingan sudah dilakukan.
"Bantuan baik dari masyarakat, pemerintah desa, BAZNAS, donatur dan pendampingan sudah dilakukan. Pendampingan dari mahasiswa kemarin," pungkas Agus.