Banyak cara yang dilakukan untuk membantu sesama warga yang tengah menjalani isolasi mandiri (isoman) karena terpapar virus Corona atau COVID-19. Salah satunya dilakukan jaringan kerja 'Isoman Iso' di Magelang, Jawa Tengah. Mereka membantu kebutuhan warga isoman sesuai yang diperlukan.
Adapun latar belakang berdirinya jejaring kerja Isoman Iso karena pada awal Juni 2021 terjadi lonjakan kasus Corona. Saat itu, rumah sakit rujukan pasien COVID-19 di Kota Magelang dan Kabupaten Magelang (Magelang Raya) penuh. Hal ini memaksa pasien terkonfirmasi harus dirawat dan menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Tak hanya orang tanpa gejala (OTG), orang-orang dengan gejala ringan sampai dengan berat melakukan isoman di rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bermula dari persoalan inilah beberapa komunitas mencoba untuk ikut merespons keprihatinan ini dengan membentuk sebuah jaringan kerja bernama 'Isoman Iso'.
Jaringan kerja Isoman Iso terdiri dari beberapa komunitas antara lain Jawilan Kemanusiaan, Berbagi Nasi Magelang (Bernas Magelang) dan Jamaah Kopdariyah.
Mereka yang tergabung dalam Isoman Iso ini dengan latar belakang profesi berbeda, ada karyawan BUMD, pengasuh pondok pesantren, dokter, ASN, perangkat desa, pegiat sosial, relawan kesehatan jiwa dan lain sebagainya.
"Awalnya kami hanya mem-back up teman-teman yang isoman. Kemudian tiga minggu kemarin ngobrol, diskusi akhirnya kita mencoba membuat sebuah jejaring kerja Isoman Iso," kata Koordinator Isoman Iso, Adhang Legowo, saat ditemui di sekretariat, Dusun Nepak RT 06/RW 01, Desa Bulurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jumat (30/7/2021).
Isoman iso ini sebelum mendistribusikan kebutuhan barang terlebih dahalu berupaya untuk mendapatkan data warga yang isoman. Mereka menyebarkan formulir melalui google form di-share di jejaring WhatsApp (WA). Selanjutnya, warga yang isoman diminta untuk mengisi data tersebut.
Untuk data yang diisi antara lain mengenai mata pencaharian, kebutuhan yang diperlukan saat isoman. Selain itu, ada juga mengenai status bekerjanya saat isoman bagaimana dan lainnya. Kemudian, ditanyakan pula selama isoman sudah di-back up Satgas Jogo Tonggo atau belum.
"Dari data itu, mereka menulis tentang kebutuhan. Ada isian-isian tertentu misalnya mata pencaharian, kerjanya apa, dalam masa isolasi itu penghasilan berhenti atau tidak. Kita prioritaskan yang benar-benar berhenti sama sekali tidak punya penghasilan. Apakah sudah di-back up sama Satgas Jogo Tonggo," katanya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya...
"Misalnya di rumahnya ada balita, kayak pamper, susu, formula. Mereka nggak bisa kalau jagake Jogo Tonggo, kemudian orang tua misalnya pamper dewasa. Kemudian yang perempuan itu juga butuh pembalut, ketika dia pas isoman ternyata sedang menstruasi. Nah itu kan nggak ter-back up oleh Jogo Tonggo. Kalau yang sudah ter-back up sembako, kita nggak kirim sembako, tapi kirim yang lain," ujarnya.
"Sesuai di form. Itu yang sekarang kita lakukan seperti itu. Jadi tidak semua seragam sembako semua tidak, tapi justru pada kebutuhan-kebutuhan yang mereka butuh, tapi tidak di-back up oleh Jogo Tonggo. Minyak kayu putih sederhana, mereka sangat butuh minyak kayu putih, kemudian ada inhaler butuh untuk pelega napas. Kalau oksigen sampai sekarang jadi PR belum terpecahkan," kata Adhang yang merupakan pegawai PDAM Kabupaten Magelang, itu.
Sampai saat ini, ada 100-an orang yang mengisi data. Mereka tersebar di wilayah Kota Magelang maupun Kabupaten Magelang. Isoman Iso ini juga menyasar warga isoman migran.
"Orang-orang yang migran, bukan KTP setempat, tapi ada di sekitaran Magelang terutama di kota dan pinggiran-pinggiran Mertoyudan. Mereka kos, kemudian KTP-nya nggak di situ. Itu kan tidak ter-back up Jogo Tonggo, nah itu juga masuk dalam sasaran kita," tuturnya.
![]() |
Menurut Adhang, dalam formulir yang harus diisi tersebut ada satu pertanyaan kesediaan untuk dimasukkan dalam WA grup. Jika mereka mau dimasukkan dalam WA grup, nantinya bisa konsultasi kesehatan yang dipandu oleh seorang dokter. Namun demikian, ada juga yang tidak berkenan dimasukkan dalam WA grup dan memilih mengirim pesan pribadi untuk sekadar bertanya maupun konsultasi selama isoman.
"Di dalam form itu kita berikan pertanyaan mau nggak dimasukkan dalam WA grup untuk konsultasi kesehatan. Kita membuat WA grup yang isolasi mandiri dan dipandu sama Pak Dokter Guntur ini," kata Adhang yang aktivis Kopdariyah, itu.
"Di WA grup itu kemarin ada yang panik juga, saturasi oksigennya 90 ke atas, tapi sudah sesek itu. Sudah bingung harus mencari oksigen dan lain sebagainya. Yang menenangkan dokter Guntur," katanya.
Donasi yang ada, katanya, diperoleh dari pengusaha-pengusaha Kota Magelang dan Kabupaten Magelang. Mereka mendonasikan bantuan sebagaimana dibutuhkan warga yang isoman.
"Jadi sesuai dengan list kebutuhan kita, kalau kita menerima apa saja sedang tidak dibutuhkan itu eman-eman. Jadi tidak ada yang tersisa, kita salurkan semua. Setiap ada (barang) langsung kita distribusikan, jadi sesuai dengan kebutuhan yang masuk langsung distribusikan," ujarnya.
Selanjutnya, kendala yang dihadapi...
"Kesulitan yang akan dihadapi itu karena jangkauannya sangat luas. Kita kesulitan di delivery-nya. Delivery kita butuh teman-teman relawan yang tahu lokasi, walaupun sudah share lock, tapi untuk desa-desa itu. Kalau kita jangkau semua Magelang seluas ini kerepotan itu, makanya kita ada jejaring teman-teman," ujarnya.
Selain itu, kata dia, masih kurang cepatnya dalam penyebaran formulir tersebut. Hal ini mengingat dalam sehari baru belasan orang yang mengirimkan data.
"Kita kurang kecepatan pada penyebaran form itu. Sehari itu, baru kisaran belasan belum sampai puluhan yang masuk, jadi belum cepat itu. Kalau kita share di medsos sangat terbuka, takutnya kalau itu yang nggak isoman ikut ngisi itu. Verifikasi jauh lebih sulit," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Kota Magelang, Hino Candra, mengatakan pihaknya terpanggil dengan situasi saat ini untuk membantu warga yang isoman karena COVID-19. Pihaknya mendonasikan sembako, telur, obat-obatan, vitamin dan lainnya.
"Kami dari Paguyuban Sosial Marga Tionghoa merasa terpanggil dengan situasi saat ini begitu memprihatinkan. Banyak dari saudara-saudara kita yang karena PPKM dan karena kondisi COVID-19 betul-betul situasinya menurun usahanya. Kita bergerak untuk membantu saudara-saudara kami," kata Hino usai menyerahkan bantuan melalui Isoman Iso, itu.
"Kami membantu sembako, vitamin, pamper dan kebutuhan-kebutuhan yang untuk yang diperlukan dalam rangka masyarakat yang isolasi mandiri. Tentu ini jauh dari kebutuhan mereka, tapi kami sebisa mungkin," ujarnya.