Tingginya kasus COVID-19 dan angka kematian Kota Solo menjadi sorotan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengaku langsung memberi klarifikasi kepada Luhut yang juga komandan PPKM itu.
Gibran menjelaskan bahwa angka kematian yang tinggi tersebut bukan cuma berasal dari warga Solo. Sebab rumah sakit (RS) di Solo juga melayani pasien dari berbagai daerah.
"Angka kematiannya tinggi tapi pasiennya bukan dari Solo semua, itu lho. BOR (bed occupancy rate) tinggi tapi pasien bukan dari Solo semua. Sudah saya jelaskan data-datanya seperti apa," kata Gibran saat dijumpai di Balai Kota Solo, Kamis (29/7/2021).
Namun Gibran tidak memerinci detail perbandingan angka kematian warga Solo dengan warga luar Solo. Dia hanya menegaskan jumlah kasus tersebut tidak setinggi dengan data milik Luhut.
"Yang jelas tidak setinggi yang dipaparkan Pak Luhut kemarin dan sudah saya jelaskan ke Pak Luhut kok. Kemarin ada tim yang ke sini, asesmen, klir semua," ujar dia.
Gibran mengatakan Luhut juga telah merespons baik penjelasannya. Gibran pun memahami kondisi tersebut, sebab RS tidak akan memilih pasien berdasarkan asal daerah.
"(Responsnya) Sudah cukup jelas. Yang jelas kan rumah sakit harus menerima semua pasien dan itu nggak masalah buat saya. Artinya kita dipercaya sama orang," kata Gibran.
Gibran saat ini tengah mencatat data pasien COVID-19 lebih detail. Hal ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan oksigen hingga mengetahui penyebab kematian pasien Corona di Solo.
"Dari data kemarin juga saya pastikan semua dapat akses oksigen, obatnya. Lalu saya pastikan berapa persen yang belum divaksin, berapa persen yang komorbid. Karena kebanyakan yang meninggal itu belum divaksin dan punya komorbid," pungkasnya.
Simak juga 'Asrama Mahasiswa UNS Solo Jadi Lokasi Isolasi Pasien Covid-19':