Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali memperpanjang kebijakan hari Minggu di Rumah Saja selama dua pekan. Pertimbangannya untuk mendukung pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) diperpanjang.
"Minggu di Rumah Saja, diperpanjang dua minggu lagi," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Boyolali, Masruri, di kantornya Rabu (21/7/2021).
Masruri mengatakan, Boyolali termasuk daerah dengan PPKM level 3 di Jawa Tengah. Aturan dalam PPKM level 3 ini tidak berbeda jauh dengan aturan PPKM Darurat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembatasan dan pengetatan tetap dilakukan untuk menekan mobilitas masyarakat. Termasuk pelarangan kegiatan hajatan hingga makan di tempat di restoran atau warung makan.
"(Aturan pembatasan kegiatan masyarakat) Masih sama seperti kemarin (PPK darurat)," kata Masruri.
Salah satu contohnya yakni acara pernikahan hanya diizinkan ijab kabul dengan peserta terbatas dan digelar di Kantor Urusan Agama (KUA). Masyarakat dilarang menggelar hajatan maupun kegiatan yang menimbulkan kerumunan.
Perpanjangan kebijakan hari Minggu Boyolali di rumah saja akan diterapkan pada 25 Juli dan 1 Agustus mendatang. Tujuannya untuk mengurangi mobilitas warga dan lonjakan kasus COVID-19 di Boyolali.
"Untuk mengurangi mobilitas dan menanggulangi penambahan lonjakan COVID di Boyolali. Karena kemarin masih ada libur Idul Adha, masih banyak orang yang kurban. Kita perpanjang lagi (Minggu di rumah saja)," jelas Masruri.
Masruri pun tak menampik perpanjangan kebijakan ini bakal berdampak pada ekonomi warga. Namun,dia berharap masyarakat bisa maklum demi kesehatan bersama.
"Pasti berdampak (pada ekonomi) karena mobilitasnya berkurang, pedagang kecil kan tidak bisa berjualan. Tinggal kita memilik kesehatan atau ekonomi yang kita harus (dahulukan). Ini kesehatan dulu, nanti ekonomi beberapa hari ke depan lah," katanya.
Di sisi lain, kata Masruri, PPKM dan kebijakan Minggu di rumah saja disebut efektif mengurangi kasus baru virus Corona di Boyolali. Angka paparan atau kasus baru Corona di Boyolali mengalami penurunan.
"Kasusnya turun. BOR-nya (di RS rujukan COVID) sudah di angka 70-an persen. Penambahan kasus baru juga menurun, di bawah 200 (per hari)," terang Masruri.
(ams/sip)