PPKM Darurat

Curahan Hati Pedagang Pasar Kliwon Kudus Omzetnya Anjlok 90%

Dian Utoro Aji - detikNews
Rabu, 14 Jul 2021 15:24 WIB
Suasana di Pasar Kliwon Kudus saat PPKM Darurat, Rabu (14/7/2021). (Foto: Dian Utoro Aji/detikcom)
Kudus -

Ribuan pedagang di Pasar Kliwon Kudus, Jawa Tengah, terdampak PPKM Darurat. Pendapatan mereka pun turun hingga 90 persen sejak ada pembatasan kegiatan tersebut.

"Pendapatan rata-rata dari 2.500 pedagang itu saya itu katakan satu orang Rp 1 juta itu bisa Rp 2,5 miliar. Tapi sekarang Rp 500 juta. Kita rata-rata tidak melakukan transaksi," kata Ketua Himpunan Pedagang Pasar Kliwon (HPPK) Kudus, Sulistiyanto, kepada wartawan saat ditemui di Pasar Kliwon Kudus, Rabu (14/7/2021).

"PPKM Darurat ini sangat turun drastis, turunnya 90 persen," sambung dia.

Sementara itu dari pantauan di lokasi suasana Pasar Kliwon tampak sepi, pada pukul 13.30 WIB siang tadi. Suasana pasar pun tampak lengang karena adanya PPKM Darurat.

Sulis mengatakan sejak ada PPKM Darurat, jumlah pengunjung di Pasar Kliwon yang merupakan pusat grosir di Pantura mengalami penurunan. Biasanya bisa mencapai 5.000 orang dalam sehari. Kini hanya tinggal sekitar 500 orang.

"Pengunjung biasanya itu sampai 5.000 pengunjung, sekarang itu paling sekitar 500 pengunjung. Itu terlihat tingkat parkiran, sepeda motor. Biasanya ini full untuk pedagang kulakan pusat jantungnya ya di sini ini," jelasnya.

Dia menjelaskan pedagang saat ini hanya untuk bertahan saja. Sejumlah pegawai pun diberlakukan secara bergantian karena ada pembatasan kegiatan masyarakat.

"Kita ini bertahan mau tutup juga bagaimana tetap buka tidak ada pembeli bagaimana. Kita juga repot kondisi seperti ini," terang Sulis.

"Untuk sementara mengurangi karyawan bahkan ada yang shift-shift-an. Karena bekerja dibayar kalau tidak ya tidak bayaran," lanjut dia.

Sulis pun berharap agar PPKM Darurat tidak diperpanjang lagi. Karena adanya PPKM tersebut berdampak terhadap pemasukan ribuan pedagang di Pasar Kliwon. Menurutnya Pasar Kliwon sendiri 60 persennya merupakan pedagang konveksi, 30 persen aksesoris, 10 persennya merupakan pedagang sembako.

"Terkait wacana PPKM Darurat diperpanjang kalau itu jangan, itu bisa mati pelan-pelan. Mohon kepada mengambil kebijakan untuk meninjau kembali. Kalau kita turun ke bawalah. Kita ini ekonomi sangat kempis-kempis sekali. Kita ini bahasannya hidup segan hidup tidak mau," ucapnya.

"Harapannya kami setingkat retribusi dibebaskan, sewanya juga dibebaskan masa PPKM ini dan diberikan semacam stimulus kepada karyawan kami. Karena karyawan separuh masuk separuh di rumah. Mereka rata-rata punya keluarga," pungkas Sulis.

Simak juga 'Pedagang Hewan Kurban Tanah Abang Curhat, Omzet Turun Drastis!':






(sip/rih)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork