Pedagang ikan hias hingga tukang las di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dipusingkan dengan kelangkaan oksigen. Kondisi ini diakui sudah berlangsung sekitar satu bulan terakhir.
"Sudah sekitar sebulan ini gas oksigen susah didapatkan. Ya tapi tetap jualan ikan tapi tidak pakai gas," kata Nia, pemilik Istana Omah Iwak di Jalan Pemuda Tengah, Klaten, Selasa (13/7/2021).
Nia menyebutkan, biasanya lapak ikannya menggunakan tabung oksigen ukuran besar untuk satu minggu. Dia isi ulang Rp 125 ribu, tapi sejak satu bulan ini dia tidak bisa lagi mengisi ulang.
"Tidak bisa isi ulang, biasanya saya ngisi ke Srago (Klaten) tapi ini sulit sejak sebulan. Katanya memang dari distributor juga tidak ada," jelasnya.
Menurut Nia, ada beberapa ikan yang rawan mati terutama jika pembeli rumahnya jauh.
"Ikan yang rawan mati jenis koi, arwana dan koki. Kalau tanpa oksigen jaraknya jauh bisa mati, jadi pembeli ya sepi," ungkapnya.
Menyiasati kondisi itu, imbuh Nia, kadang saat ada pembeli dia harus menanyakan dulu alamatnya. Jika jaraknya jauh tidak akan dilayani daripada ikan mati di jalan.
"Ya saya tanya dulu rumahnya mana. Kalau jauh tidak dilayani daripada ikan sampai rumah mati dan kecewa," katanya.
Sementara itu, pemilik kios Raja Ikan di Jalan Dewi Sartika, Klaten, Agus RK, mengatakan sejak oksigen langka dia kerepotan saat akan mengirim ikan ke luar kota.
"Kalau dalam kota atau kabupaten tidak terlalu berisiko karena paling sejam. Kalau keluar kota baru kerepotan sehingga tidak berani kirim," kata Agus saat ditemui di kiosnya.
Menurut Agus, untuk pengiriman dalam kota atau wilayah Klaten bisa diakali menggunakan aerator atau pembuat gelembung. Tapi hal itu tidak mungkin untuk perjalanan jauh.
"Ya kalau jauh apalagi 24 jam kita tidak mungkin. Harapan kami pada pemerintahan semua segera dikondisikan, agar kelangkaan oksigen mereda," ujarnya.
Tidak hanya bisnis ikan, ungkap Agus, bisnisnya di las knalpot juga pusing. Sebab las karbit memerlukan oksigen sebagai bahan bakar.
"Tukang las saya juga repot oksigen langka. Ini cadangan masih ada beberapa hari ke depan, kalau habis ya terpaksa berhenti," imbuh Agus.
Terpisah, tim ahli Satgas Percepatan Pengendalian COVID-19 Kabupaten Klaten, Roni Roekmito, menjelaskan kelangkaan oksigen karena kebutuhan medis meningkat. Untuk mengatasi kondisi ini, Pemkab sudah membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Oksigen.
"Kita sudah bentuk Pokja. Harapannya bisa segera mengatasi kelangkaan oksigen di masyarakat," kata Roni di Pemkab Klaten.
Simak juga 'Impor 50 Ribu Konsentrator Oksigen, Pemerintah Bakal Pinjamkan ke Warga':