Keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) pasien Corona atau COVID-19 di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, hari ini mencapai lebih dari 80 persen. Pemkab Batang berencana membuka rumah sakit darurat di Wisma Atlet Batang.
"(BOR pasien Corona Batang) Sudah di atas 80 persen. Ini darurat. Kita sudah siapkan plan C, iya akan gunakan wisma atlet, kalau memang rumah sakit Batang sudah tidak mampu," kata Bupati Batang Wihaji usai memimpin rakor Forkopimda terkait pelaksanaan PPKM Darurat Level 3 di Batang, di ruang rapatnya, Jumat (2/7/2021).
Terkait tenaga kesehatan untuk rumah sakit darurat itu, dia meminta Kepala Dinas Kesehatan Batang untuk berbagi tugas dengan Tim PSC 119 (public safety center).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Petugasnya sudah kita bagi. Tim PSC 119 sudah merekrut dari relawan PSC untuk menjadi petugas dan tenaga kesehatan di rumah sakit darurat," terangnya.
Selain soal sumber daya manusia (SDM), Pemkab Batang juga akan menyiapkan peralatan medis dan tempat tidur yang memenuhi standar kesehatan.
"Itu semua sudah kita siapkan sedemikian rupa. Kita pakai Wisma Atlet," imbuhnya.
"Wisma Atlet Batang, terdapat 25 tempat tidur, secara kesehatan dan prosedural memenuhi, seandainya betul-betul darurat, bisa kita gunakan. Kita siapkan RSDC (RS Darurat COVID-19)," katanya.
Wihaji kemudian memaparkan data Corona di wilayahnya saat ini. Terdapat enam dari total 15 kecamatan di Batang yang berstatus zona merah.
Enam kecamatan tersebut yakni Kecamatan Bandar, Kecamatan Wonotunggal, Kecamatan Batang, Kecamatan Kandeman, Kecamatan Banyuputih, dan Kecamatan Gringsing.
"Nanti kita pertajam lagi RT mana saja yang dilakukan lockdown. Yang jelas di Kecamatan Gringsing ada ya," jelasnya.
PPKM Darurat Tak Bisa Dikompromi
Sedangkan di level kabupaten, Batang termasuk zona oranye sehingga menerapkan PPKM Darurat level 3. Dia menegaskan tidak ada kompromi terkait pelaksanaan PPKM Darurat di Batang.
"Tidak ada kompromi, akan kita laksanakan. Hari ini kita pelajari, tetapi aturan resminya kita menunggu," ucapnya.
Beberapa gambaran umum, Wihaji menyebut akan menutup semua tempat wisata tanpa kecuali, pembelajaran tatap muka (PTM) diliburkan, 25 persen ASN yang bekerja di kantor dan sisanya bekerja di rumah, operasional pasar-pasar tradisional dibatasi, termasuk restoran dan rumah makan.
Jika ada yang membandel, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan TNI dan Polri untuk melakukan sanksi tegas.
"Kita persuasif, tapi jika tetap membandel akan kita beri sanksi tegas, kita telah koordinasi dengan TNI-Polri," imbuh Wihaji.
(sip/rih)