Sosok dalang kondang Ki Manteb Sudharsono dikenang mempunyai prinsip yang penuh dedikasi ketika ada undangan untuk mendalang. Bahkan saat kondisi kesehatannya yang kurang fit, almarhum nekat mendalang hingga selesai.
"Pernah waktu itu nyewu (seribu hari) Pak Hadi Sugito, Pak Manteb gerah (sakit) sampai muntah darah tapi nekat wayangan," ujar Ketua Paguyuban Dhalang Surakarta (Padhasuka) KGPH Benowo saat dihubungi detikcom, Jumat (2/7/2021).
Ki Manteb Sudharsono juga pernah berucap akan tetap mendalang meskipun ada risiko yang harus diterimanya. Semangat untuk mendalang seakan sudah menjadi panggilannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pokoknya sebagai dalang, sebagai seniman, kita harus tetap berkarya apapun risikonya. Coro kasarnya mati neng ngenggon dilakoni (cara kasarnya meninggal di tempat dijalani)," kenangnya.
Sebagai sosok dalang yang dekat dengan Ki Manteb, Benowo mengakui tidak selalu sependapat dengan almarhum. Sebab, almarhum dia nilai tidak pernah menghiraukan kondisi tubuhnya ketika ada undangan wayangan.
Salah satunya ketika Ki Manteb nekat memaksakan mendalang virtual pada Selasa (29/6), padahal kondisinya sedang tidak sehat.
"Sebetulnya beliau tidak sehat, saya dengar dari kerabatnya mau dalang (virtual) sudah merasakan sakit. Tapi dipaksakan namanya Mas Manteb, biasanya orangnya agak keras. Walaupun saya tidak cocok dengan prinsipnya beliau," urainya.
"Sebagai seorang dalang di saat seperti apapun saya tetap maju," ucap Benowo menirukan ucapan almarhum Ki Manteb Sudharsono.
Benowo pun mengenang sosok Ki Manteb Sudharsono sebagai teladan yang selalu bersedia ketika dimintai tolong. Almarhum juga kerap berbagi ilmunya saat diminta menjadi pembicara.
"Dimintai untuk menjadi pembicara di simposium dan lainnya pasti berangkat. Tidak peduli kondisinya seperti itu," tuturnya.
Benowo pun mengenang pernah mengantar Ki Manteb Sudharsono ke dokter saat batuknya tak kunjung sembuh. Kala itu, Ki Manteb disarankan dokter spesialis paru agar berhenti merokok.
"Saya antar ke dr paru, sampai di sana di-rontgen, disarankan berhenti merokok. Beliau malah bilang, 'Waduh kalau saya berhenti merokok saya tidak bisa mikir'. Pulang dari dokter tetap merokok, saya yang berhenti merokok," kenang Benowo.
Benowo mengungkap pertemuan terakhirnya dengan almarhum yakni pada Selasa (29/6). Kala itu ada acara wayangan virtual di rumah Ki Manteb.
"Ketemu terakhir itu pas ada wayangan virtual di Karangpandan untuk ulang tahun anaknya Prof Sarwanto guru besar ISI. Beliau terlihat biasa saja, dan mendalang sampai pukul 01.00 WIB," pungkasnya.
Simak video 'Kontak Erat dengan Pasien COVID-19 Wajib Isoman':