"Itu merupakan gerakan sontak spontan dari warga. Dengan diberlakukan seperti itu (warga yang akan dimakamkan secara Prokes COVID-19), warga tidak puas," kata Budhi saat dihubungi detikcom, Kamis (1/7/2021).
Namun demikian, ia tetap mengimbau agar warga untuk mengedepankan koordinasi. Sehingga, kejadian serupa tidak kembali terjadi di kemudian hari.
"Pak camat melaporkan kepada saya, petugas rumah sakit yang akan memakamkan ini tidak dibolehkan pulang. Makanya dengan koordinasi yang baik tidak akan terjadi kejadian hal serupa di kemudian hari," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, video warga rami-ramai menyatakan penolakan terhadap pemakaman secara protokol kesehatan Corona atau COVID-19 viral di media sosial. Dalam video tersebut, warga menyatakan jika salah seorang warga yang meninggal dunia tersebut tidak menderita COVID-19.
Dalam video berdurasi 1 menit 59 detik ini, warga terlihat berkumpul di dalam sebuah ruangan. Warga menyampaikan pernyataan yang dibacakan salah satu orang kemudian ditirukan warga secara bersama-sama.
Kepala Desa Tlahap, Mulyono, membenarkan jika video tersebut ada di wilayahnya, yakni terjadi pada Selasa (29/6) malam. Warga menolak pemakaman secara protokol kesehatan COVID-19 yang akan dilakukan oleh petugas RSUD Banjarnegara.
"Itu (video pernyataan) warga menolak pemakaman almarhumah yang akan dilakukan secara COVID-19," kata Mulyono saat dihubungi detikcom, Rabu (30/6).
Ia menjelaskan, berdasarkan keterangan pihak keluarga awalnya warga atas nama Susilowati (25) ada benjolan di leher. Namun, yang bersangkutan pun memiliki keluhan sesak napas.
"Ada benjolan di leher, karena punya keluhan sesak napas kemudian dibawa ke Puskesmas Karangkobar. Di situ hasil labnya paru-paru. Lha terus di-swab hasilnya negatif. Kemudian dirujuk ke RSUD (Banjarnegara). Di IGD hasil swab juga negatif," jelasnya (sip/mbr)