"Kendalanya kayu, kayu sulit kayak di-lockdown. Tukang gergaji mungkin pada kena COVID juga kayaknya," ungkap Perajin peti mati di Desa Keputran, Kecamatan Kemalang, Klaten, Riawanto, pada wartawan, Kamis (1/7/2021).
Menurut Riawan, pesanan peti mati diakuinya melonjak sejak sepekan terakhir. Biasanya permintaan cuma 10 biji saat ini menjadi 30 peti per hari. "Biasanya permintaan cuma 10 biji saat ini menjadi 30 peti per hari. Saya utamakan RS di Klaten dulu, kemarin ada dari Purwodadi dan yang ambil dari Boyolali," lanjut Riawan.
Meskipun pesanan naik, imbuh Riawan, kendala langkanya kayu jadi masalah. Pasokan kayu tidak mencukupi sehingga harus membeli di toko bangunan. "Pesanan naik tapi kayunya tidak memenuhi. Kita terpaksa beli dari toko bangunan dengan harga yang dua kali lipat, biasanya disetori oleh petani," sambung Riawan.
Dikatakan Riawan, akibat langka kayu harga peti melonjak dari Rp 300.000 jadi Rp 500.000 per unit. Namun demikian, diakui tidak bisa semua dipenuhi. "Kita tidak bisa penuhi semua permintaan, sebab paling sehari bisanya 10-15 peti. Ini saja sudah lembur sampai jam 23.00 WIB," pungkas Riawan.
![]() |
Beda lagi dengan keluhan penjual bunga tabur. Wiji, pedagang bunga dan kelengkapan pemakaman di Pasar kota Klaten mengatakan penjualan bunga dan payung sepi. Penyebabnya pemakaman prokes COVID-19 tidak menggunakan bunga.
"Sepi, sama saja. Banyak yang dimakamkan tapi tidak menggunakan bunga dan payung atau lainnya," kata Wiji kepada detikcom di lapaknya.
Padahal, ungkap Wiji, harga bunga sudah Rp 40.000-Rp 50.000 per kilogram dari petani. Banyak petani tidak panen. "Banyak tidak panen. Satu (plastik) kresek kecil harganya saya patok Rp 10.000 dan untuk payung Rp 25.000, wong yang beli tidak ada," lanjut Wiji.
Suyut, pedagang bunga lain mengatakan hal serupa. Omset pedagang bunga tidak otomatis naik di masa pandemi COVID-19 ini. "Sepi, sebab penjual banyak tetapi tidak ada yang beli. Yang pemakaman pun tidak semua pakai bunga dan kelengkapan," jelas Suyut kepada detikcom.
Simak video 'Dilema Perajin Peti Mati di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19':
(mbr/sip)