Ribuan warga Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat ini positif virus Corona atau COVID-19. Sebagian pasien terpaksa dirawat di luar daerah karena jumlah bed rumah sakit di Sleman kurang dari jumlah pasien.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo mengungkapkan bahwa saat ini ada 1.075 warga Sleman dirawat di rumah sakit karena Corona. Padahal kapasitas bed di rumah sakit yang ada Sleman hanya sekitar 685.
"Sampai kemarin sore (29/6) di Sleman, ada 1.075 warga Sleman menderita COVID dan dirawat di rumah sakit. Sementara kapasitas bed kita 618 non-critical dan 67 critical (ICU), kalau dijumlah hampir 700," kata Joko saat jumpa pers secara daring, Rabu (30/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Joko menjelaskan, tingkat keterisian bangsal COVID-19 di Sleman baik critical maupun non-critical saat ini mencapai 90 persen.
"BOR bangsal COVID-19 non-critical sekitar 95 persen, untuk critical sekitar 89 persen," ungkapnya.
Pada akhirnya banyak warga Sleman yang positif Corona terpaksa dirawat di luar Sleman. Menurut Joko, sebagian dirawat di rumah sakit di Kota Yogyakarta.
"Banyak warga Sleman COVID dan dirawat di rumah sakit di luar Sleman. Lintas kabupaten kota tidak masalah. Kita juga Januari ada rumah sakit di Sleman merawat dari luar Sleman," ujarnya.
"Ada yang di RS Panti Rapih, RS Bethesda, PKU Yogyakarta, RSPAU Hardjolukito dan lain-lain," sebutnya.
Akan tetapi, hal ini harus diantisipasi. Selain menambah bed, alternatif yang diajukan Dinas Kesehatan yakni untuk mengubah sistem rujukan.
"Harus dikelola di rumah sakit rujukan puncak. Sardjito kalau bisa hanya critical atau berat. Kemudian yang sedang tidak sampai kritis bisa ditampung rumah sakit lain. Kemudian gejala ringan bertahan di shelter," ujarnya.
Joko mengungkapkan, saat ini rumah sakit di Sleman sudah mengupayakan untuk menambah bed. Khusus untuk critical atau ICU baru 2 rumah sakit yang kemungkinan bisa menambah.
Termasuk untuk penambahan bed non-critical. Walaupun diakui Joko, kondisi atau ketersediaan bed saat ini belum bisa menampung lonjakan pasien Corona.
"RS sudah terus mengupayakan untuk penambahan kapasitas, khususnya untuk ruang isolasi, sedangkan ICU baru dua RS yang kemungkinan bisa menambah yakni RSUP Dr Sardjito dan RSA UGM," jelasnya.
"Sedangkan RS yang lain sedang menambah kapasitas untuk rawat inap isolasi. Peningkatannya juga sudah cukup banyak meskipun belum cukup untuk menampung seluruh penderita COVID-19 dari Kabupaten Sleman," tambahnya.
Di sisi lain, Pemkab Sleman juga tengah menambah shelter-shelter isolasi di tingkat kalurahan. Termasuk menggunakan bangunan barak pengungsian Merapi untuk shelter Corona.
"Kita terus menambah shelter di kabupaten juga kalurahan membuat shelter. Kita tetap dorong terus karena kasusnya meningkat terus," pungkasnya.
(rih/sip)