Muncul klaster virus Corona di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr Amino Gondohutomo, Semarang, Jawa Tengah. Sebanyak 55 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) hingga perawat dan psikiater terpapar COVID-19.
Direktur RSJD dr Amino Gondohutomo, Alek Jusran, mengatakan bahwa klaster Corona ini muncul awal Juni 2021 lalu ketika salah satu pasien ODGJ baru masuk. Awalnya hasil antigen negatif, namun kemudian ketika hasil PCR keluar ternyata positif.
"Tertinggi bulan Juni ini karena ada klaster internal ketika ada pasien baru mondok, antigennya negatif, ternyata kena," kata Alek di kantornya, Selasa (29/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasien tersebut sudah berinteraksi dengan banyak orang dan virusnya menyebar sehingga ada total 55 orang termasuk perawat dan psikiater terpapar.
"Ditracing kena ke perawat kita, ada psikiater. Ada 55 positif bulan Juni," jelasnya.
Dari klaster tersebut saat ini ada 47 ODGJ yang masih dirawat dengan rincian di Ruang Srikandi 7 orang, Ruang 7 ada 20 orang, Ruang 8 ada 20 orang. Para ODGJ itu datang dari beberapa wilayah di sekitar Semarang.
"Saat ini ada 47 pasien jiwa yang dirawat (terpapar COVID-19). Perawat dan psikiaternya sudah sembuh," ujarnya.
Terkait penanganan ODGJ yang terpapar Corona, menurut Alek, memang lebih sulit karena ada yang tidak kooperatif.
"Ya kalau ODGJ itu kurang kooperatif ya, sulit diminta pakai masker. Orang biasa saja ada yang sulit," katanya.
Sementara itu pada tahun 2020 lalu sempat ada 21 ODGJ dirawat dan dua di antaranya meninggal.
"Data 2020 kita rawat pasien COVID mulai Mei. Artinya untuk umum dan jiwa. Kemudian tahun 2020 pasien jiwa yang COVID ada 21 di mana 2 meninggal," kata Alek.
Untuk diketahui, RSJD dr Amino Gondohutomo juga menerima pasien COVID-19 umum. Total ada 86 pasien Corona ODGJ atau umum yang dirawat. Penambahan kamar terus diupayakan karena antrean juga terjadi di selasar IGD.
"Kita ada 115 (kapasitas) plus ICU 4. Ada antrean sekitar 18 di selasar. Saat ini sudah terpakai 100. Untuk ICU full, IGD full," jelasnya.
Untuk menangani antrean di selasar, sudah ada bantuan dua tenda yang nantinya digunakan untuk pasien yang mengantre. Sedangkan tenda BNPB untuk pihak keluarga yang menunggu.
"Ada 3 tenda. Yang hijau untuk pindah dari selasar ke situ. Yang oranye untuk keluarga menunggu biasanya administrasi awal. Hari ini proses pindahan bed, itu bantuan Anne Avantie," imbuh Alek.
Lewat akun instagramnya @anneavantieheart , Anne berharap bantuan itu bisa menangani lonjakan pasien Corona.
"Bersyukur akhirnya TENDA KASIH.. persembahan Yayasan ANNE AVANTIE sudah berdiri di RSJ (Rumah Sakit Jiwa) Dr. AMINO GONDHOHUTOMO Semarang.. Sudah berdiri .. Semoga Bantuan TENDA DARURAT untuk menangani lonjakan Pasien COVID 19 bisa tertangani dengan baik. Harapan saya banyak pihak juga dapat bersatu hati bergandeng tangan untuk bersama kita membantu pemerintah dalam melayani SESAMA yang membutuh kan. Terimakasih tim @sritexindonesia yang telah membantu mendiri kan 2 TENDA DARURAT di RSJ Dr AMINO GONDHHUTOMO. Semoga Tuhan memberkati dan Bantuan TENDA KASIH ini bermanfaat," tulis Anne.
Direktur RSJD dr Amino Gondohutomo, Alek Jusran menjelaskan tenda tersebut tiba hari Senin (28/6) kemarin dan sedang disiapkan agar bisa menampung pasien yang mengantre karena saat ini ada sekitar 18 pasien mengantre di selasar IGD.
"Ada 3 tenda. Yang hijau untuk pindah dari selasar ke situ. Yang oranye (BNPB) untuk keluarga menunggu biasanya administrasi awal. Hari ini proses pindahan bed, itu bantuan Anne Avantie baru kemarun deploy," jelas Alek.
Dari pantauan di lokasi, terlihat petugas mulai menyiapkan perangkat di dalam tenda yang didirikan di depan IGD. Ada instalasi listrik dan sudah ada komputer yang terpasang. Kursi-kursi mulai diturunkan dari mobil. Alek mengatakan saat ini ada 100 pasien COVID di tempat isolasi yang dirawat baik dari masyarakat umum atau ODGJ.
"Kita ada 115 (kapasitas) plus ICU 4. Ada antrean sekitar 18 di selasar. Saat ini sudah terpakai 100. Untuk ICU full, IGD full," jelasnya.
(rih/mbr)