Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memperbarui rekomendasi daerah bahaya erupsi Gunung Merapi. Keputusan itu diambil setelah Gunung Merapi meluncurkan awan panas sejauh 3 kilometer ke arah tenggara atau ke Kali Gendol pada Jumat (25/6) pagi tadi.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida menjelaskan perubahan rekomendasi daerah bahaya berdasarkan pemodelan aliran awan panas. Baik itu untuk kubah lava sisi barat daya dan kubah lava yang berada di tengah kawah Merapi.
"Berdasarkan pemodelan dengan volume kubah lava barat daya 3 juta meter kubik jika longsor akan menimbulkan awan panas sejauh maksimal 5 kilometer ke arah Sungai Boyong, Bebeng, Krasak dan Putih," kata Hanik dalam siaran informasi terkini aktivitas Merapi yang disiarkan melalui YouTube, Jumat (25/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sedangkan kubah lava tengah kawah jika longsor dengan volume sebesar 1 juta meter kubik akan menjangkau jarak 5 kilometer," sambungnya.
Hanik menjelaskan daerah bahaya sejauh 5 kilometer dari puncak di sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih. Sementara di sektor tenggara daerah bahaya 5 kilometer dari puncak meliputi Sungai Gendol.
Kemudian daerah bahaya sejauh 3 kilometer dari puncak meliputi Sungai Woro. Termasuk potensi lontaran material vulkanik jika terjadi erupsi eksplosif sejauh 3 kilometer dari puncak.
Sebelumnya disebutkan daerah bahaya untuk sektor tenggara meliputi area 3 kilometer dari puncak. Meliputi beberapa sungai, salah satunya Sungai Gendol.
"Awan panas ke arah Sungai Gendol sudah sering dengan jarak maksimal 3 kilometer pada Jumat (25/6). Untuk antisipasi maka rekomendasi bahaya dimutakhirkan," terang Hanik.
Hanik menambahkan saat ini volume kubah lava Gunung Merapi di sektor barat daya sebesar 1,4 juta meter kubik, dengan laju pertumbuhan 11 ribu meter kubik per hari. Sementara volume kubah lava di tengah kawah mencapai 2,1 juta meter kubik, dengan laju pertumbuhan sebesar 12 ribu meter kubik per hari.
Pertumbuhan kubah lava itu akhirnya mengganggu kestabilan kubah lava sehingga beberapa waktu ini banyak terjadi luncuran awan panas.
"Aktivitas awan panas dan guguran mengalami peningkatan, karena kestabilan kubah lava mulai terganggu volume kubah lava yang semakin membesar, dan adanya suplai magma dari dalam," jelas Hanik.
Warga Kalitengah Lor, Cangkringan Belum Perlu Mengungsi
Kendati BPPTKG mengubah rekomendasi bahaya Gunung Merapi, warga di sekitar lereng Merapi belum perlu mengungsi. Sejauh ini, hanya ada satu wilayah permukiman yang hampir masuk daerah bahaya yakni Padukuhan Kalitengah Lor, Cangkringan, Sleman, yang berjarak sekitar 5 kilometer dari puncak.
"Kalitengah Lor itu dalam perbatasan 5 kilometer, jadi tidak kurang dari 5 kilometer. Untuk masyarakat Kalitengah Lor kesiapsiagaannya tentu perlu ditingkatkan," ucap Hanik.
Hanik memastikan di sisi tenggara yakni wilayah Kabupaten Sleman tidak ada permukiman warga yang masuk dalam radius 5 kilometer.
"Jadi belum perlu melakukan pengungsian," terang Hanik.
(ams/rih)