Penularan virus Corona terjadi di Dusun Ngrangsan, Selomartani, Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sebanyak 36 warga diketahui positif virus Corona atau COVID-19 dan seorang di antaranya meninggal dunia.
Lurah Selomartani Nur Widayati menjelaskan kasus ini bermula setelah ada 3 orang dari satu keluarga yang sakit dan menjalani perawatan di RS. Salah satu anggota yang dirawat akhirnya meninggal.
Saat itu belum diketahui apakah yang bersangkutan positif Corona karena hasil swab PCR belum keluar. Keluarga almarhum kemudian menggelar yasinan pada 2 Juni lalu dan dihadiri oleh warga sekitar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi, selang sehari kemudian, hasil swab almarhum keluar dan dinyatakan positif Corona. Dua orang anggota keluarga almarhum yang dirawat juga dinyatakan positif Corona.
"Kenanya yang pertama tidak tahu dari mana. Tapi awalnya ada satu warga yang kena (positif Corona) kemudian (meninggal) dan malamnya (dilakukan) yasinan," kata Widayati saat ditemui di Balai Kalurahan Selomartani, Jumat (11/6/2021).
Pihak Kalurahan Selomartani kemudian melakukan tracing. Terutama untuk warga yang menghadiri acara yasinan.
Hasil tracing pertama ditemukan 12 orang terkonfirmasi positif Corona. Kemudian tracing kedua terdapat tambahan 23 orang positif. Sebagian besar yang positif merupakan warga yang ikut yasinan.
"Pertama itu ada 12 kasus, kemudian tracing tambah 23. Ini sudah selesai tracing-nya," jelasnya.
Hingga saat ini, kasus Corona aktif di Dusun Ngrangsang sejumlah 35 kasus. Sebagian besar warga menjalani isolasi mandiri di rumah.
"Totalnya itu 36 kasus. Kemudian ada 1 meninggal dunia itu lansia juga positif Corona. Sehingga ada 35 kasus aktif di Ngrangsan," ungkapnya.
Ia juga menjelaskan selain mengevakuasi warga ke Rusunawa Gemawang, ada warga yang dirawat di RS.
"Tadi yang ke shelter Rusunawa Gemawang untuk isolasi di sana delapan warga. Yang isolasi mandiri sekitar 20-an, yang di rumah sakit ada 3," ungkapnya.
Pihak Kalurahan Selomartani kemudian mengambil kebijakan untuk membatasi aktivitas warga. Akses keluar masuk wilayah warga yang menjalani isolasi mandiri ditutup.
"Nggak lockdown, tapi pembatasan. Sudah kami sampaikan, yang tidak penting sekali tidak usah keluar. Tadi kan juga sudah ditutup-tutup kan jalannya," pungkasnya.
(sip/mbr)