Aktivitas vulkanik Gunung Merapi kembali meningkat. Dalam periode pengamatan selama 12 jam, tercatat ada 6 kali luncuran awan panas guguran. Berikut laporan lengkapnya.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida memerinci kejadian awan panas Merapi pada periode 25 Mei 2021 pukul 18.00 hingga 24.00 WIB terjadi sebanyak 2 kali.
"Terpantau 2 kali awan panas guguran dengan jarak luncur 1.300 meter dan 1.500 meter dengan luncuran mengarah ke barat daya," kata Hanik dalam keterangannya, Rabu (26/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Gunung Merapi Kembali Muntahkan Lava Pijar |
Pada periode yang sama, teramati juga guguran lava pijar Gunung Merapi. Jarak luncur guguran lava pijar bahkan lebih jauh dari luncuran awan panas.
"Teramati 12 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.900 meter," ungkapnya.
Kemudian, lanjut Hanik, awan panas selanjutnya teramati pada periode pengamatan 26 Mei 2021 pukul 00.00 hingga 06.00 WIB. Pada periode tersebut terpantau Merapi meluncurkan 4 kali awan panas guguran.
"Pada periode pengamatan hari ini pukul 00.00 hingga 06.00 WIB teramati 4 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter mengarah ke barat daya," ungkapnya.
Hanik juga menjelaskan pada periode pengamatan 6 jam hari ini, turut terpantau guguran lava pijar. Kendati jumlahnya tidak sebanyak pada periode sebelumnya.
"Teramati 5 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur 1.500 meter ke arah barat daya," ungkapnya.
Hingga saat ini BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi di tingkat Siaga atau Level III sejak 5 November 2020.
Oleh karena itu, BPPTKG menetapkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km dan pada sektor tenggara yaitu Sungai Gendol sejauh 3 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak Merapi.
(rih/rih)