Sebanyak 7 orang yang terpapar virus Corona atau COVID-19 dari Klaster Sangon, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dinyatakan sembuh. Kini total kasus dari klaster tersebut menyisakan 121 orang.
"Dari Klaster Sangon yang sudah selesai isolasi ada 7 orang, itu yang kasus-kasus awal. Selesai isolasi di sini bisa diartikan sembuh, meski tidak dengan pemeriksaan negatif (hasil SWAB PCR)," kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Kulon Progo, Baning Rahayujati kepada wartawan, Sabtu (22/5/2021).
Baning menjelaskan dengan kesembuhan itu jumlah kasus COVID-19 dari Klaster Sangon saat ini sebanyak 121 orang. Sebelumnya total kasus dari klaster yang diduga berawal dari kegiatan peribadatan itu mencapai 128 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ke-128 orang itu berasal dari empat dusun di dua kalurahan yang saling berdekatan, yakni Dusun Sangon 1, Kalurahan Kalirejo, Kapanewon Kokap, 61 orang; 62 kasus dari Dusun Kadigunung, 2 dari Tapen dan 3 asal Tlogolelo (Tiga dusun ini masuk wilayah Hargomulyo, Kokap). Adapun dari jumlah itu tiga orang di antaranya menjalani perawatan di rumah sakit dan sisanya isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Baning mengatakan upaya tracing untuk mengetahui kontak erat kasus positif dari Klaster Sangon belum berakhir, sehingga ada kemungkinan jumlah kasus bisa bertambah. Hingga kemarin setidaknya masih ada 26 sampel dari total 430 sampel yang belum keluar hasil test PCR-nya.
"Masih ada 26 sampel yang belum keluar hasilnya karena baru diambil kemarin, semoga aja hasilnya negatif," harap Sekretaris Dinas Kesehatan Kulon Progo tersebut.
Baning menyebut saat ini penutupan wilayah masih berlaku di empat dusun Klaster Sangon. Paling ketat di wilayah Sangon I dan Kadigunung karena jumlah kasusnya paling banyak. Adapun di dua dusun itu ada 6 RT yang dinyatakan zona merah, sehingga diberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat.
"Sepanjang masih ada zona merah dan oranye maka kita sesuai dengan peraturannya mereka memang belum boleh melakukan aktivitas yang sifatnya masyarakat," jelasnya.
Bantuan berdatangan
Ditemui terpisah, Dukuh Sangon 1, Sudarman mengatakan banyak bantuan berdatangan setelah kabar Klaster Sangon mencuat. Bantuan yang kebanyakan berwujud sembako itu diberikan kepada warga yang menjalani isolasi mandiri.
"Bantuan diberikan sejak awal oleh pemerintah Kalurahan Kalirejo, selanjutnya dari warga masyarakat sekitar, instansi lain seperti BAZNAS Kabupaten Kulon Progo. Kalau dihitung sudah ada empat kali bantuan yang kami dapat," ujarnya.
Baca juga: Puan Ungkap Kriteria Capres 2024 dari PDIP |
Hal senada disampaikan Dukuh Kadigunung, Muhamim. Selain sembako, bantuan juga berupa penyemprotan disinfektan.
"Alhamdulillah dari berbagai lembaga itu termasuk antusias, khususnya dari kalurahan Hargomulyo itu ada sembako dan sudah terpenuhi, kemudian dari luar itu dari lembaga-lembaga seperti Lazisnu, organisasi-organisasi lain, termasuk PAN, PDIP, alhamdulillah bantuan itu melimpah. Yang terakhir kemarin itu penyemprotan massal di wilayah Kadigunung dari Baguna," ucapnya.
Untuk diketahui, Klaster Sangon pertama kali muncul pada 30 April 2021. Ketika itu sejumlah warga yang diketahui merupakan jemaah musala di wilayah Sangon, Kadigunung dan Tapen mengalami gejala COVID-19. Dalam perkembangannya tidak hanya menjangkiti jemaah musala tersebut, tapi sudah menyebar ke masyarakat hingga mencapai ratusan orang.
Simak juga 'Saat Muncul Klaster Covid-19 di Kampung Perajin Selongsong Yogyakarta':