Setelah klaster piknik yang cukup menghebohkan Boyolali, kini muncul sejumlah klaster lain persebaran virus Corona atau COVID-19 di daerah tersebut. Yang cukup besar jumlah kasusnya yakni klaster tilikan atau tilik dan klaster kebaktian.
"Klaster piknik (Desa Candi, Kecamatan Ampel) sudah selesai," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Ratri S Survivalina, saat ditemui di kantornya Senin (10/5/2021).
Lina sapaannya, menjelaskan ada 9 klaster penyebaran Corona yang masih aktif di Boyolali hingga saat ini. Dari jumlah itu masih didominasi klaster keluarga. Namun ada sejumlah klaster baru yang muncul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada klaster kebaktian dari Desa Sidomulyo, Kecamatan Ampel. Ada 17 orang yang positif, satu dirawat di rumah sakit dan 16 orang menjalani isolasi mandiri," ungkap Lina.
Klaster kebaktian ini bermula dari adanya seorang jemaah yang sakit dan dirawat di rumah sakit. Dari hasil pemeriksaan, ternyata yang bersangkutan terkonfirmasi positif virus Corona.
Dinas Kesehatan Boyolali kemudikan melakukan tracing kontak erat. Jemaah gereja di Dukuh Bulusari, Desa Simulyo itu dilakukan tes swab dan 16 orang dinyatakan positif COVID-19. Sehingga total kasus positif di klaster ini ada 17 orang.
Kemudian ada klaster tilikan dari Desa Garangan, Kecamatan Wonosamodro. Klaster ini bermula dari salah seorang warga di sana yang mengalami sakit, kemudian para tetangga berbondong-bondong tilik atau menjenguk ke rumahnya. Saat itu belum diketahui jika warga tersebut terkena virus Corona. Setelah menjalani pemeriksaan, diketahui jika warga itu positif COVID-19.
"Klaster tilikan ini ada 23 kasus positif. Satu orang sudah sembuh dan 22 menjalani isolasi," terangnya.
Selain itu ada juga klaster rewangan dari Desa Gladagsari, Kecamatan Gladagsari. Bermula dari salah seorang warga setempat yang sakit dan periksa ke rumah sakit. Dari hasil swab antigen, positif. Kemudian dilanjutkan swab PCR.
"Tapi dia (warga yang positif Corona) ini merahasiakan. Terus di kampung itu ada kegiatan rewangan (membantu orang punya hajat), terus dia ikut rewang. Ada 21 orang yang rewang di situ, dan akhirnya diperiksa swab semuanya ternyata yang positif ada delapan. Terus ada lagi, dia punya kontak erat, itu juga diperiksa, ada 6 orang kontak eratnya yang positif ada 3. Jadi semuanya total ada 11. Semuanya isolasi mandiri," ungkap Lina.
Selain klaster-klater tersebut, juga ada klaster tarawih di Desa Ngaru-aru, Kecamatan Banyudono. Ada enam kasus dari klaster itu, satu di antaranya sudah sembuh.
Selanjutnya, klaster tempat kerja yaitu SMAN 1 Teras, Boyolali. Total saat ini ada 10 kasus, 6 sembuh dan 4 orang masih menjalani isolasi.
Lebih lanjut Lina menjelaskan jumlah kasus Corona di Boyolali saat ini. Di pekan ke-18 tahun 2021 jumlah jumlah kasus positif COVID-19 di Boyolali sebanyak 192 kasus. Jumlah itu menurun dibandingkan angka kasus di pekan ke-17 yang mencapai 275 kasus.
"Perkembangan jumlah kasus, khusus untuk minggu ke-18 di tahun 2021 ini mengalami penurunan dibandingkan minggu ke-17. Dimana total kasus di minggu ke-17 itu sejumlah 275, sekarang di minggu ke-18 jumlahnya 192, artinya mengalami penurunan," jelas dia.
"Semoga nanti dengan banyaknya kebijakan yang melarang kegiatan mudik, ini nanti acara libur Idul Fitri ini bisa terkendali sehingga pasien-pasien COVID-19 ini tidak meningkat jumlahnya," harap Lina.
Lihat juga Video: Klaster Tarawih di Banyuwangi Bertambah, 53 Orang Positif Covid-19