Klaster ziarah yang muncul di Purworejo, Jawa Tengah menyebabkan 53 warga dinyatakan positif virus Corona atau COVID-19 dan satu di antaranya meninggal dunia. Setelah menjalani isolasi selama 14 hari mereka dinyatakan sembuh, dan jalan desa pun dibuka lagi.
"Dengan mengucap Bismillahirohmaanirohiim, hari ini Senin, 10 Mei 2021 yang sebelumnya Desa Tlogobulu kami nyatakan lockdown hari ini kami nyatakan dibuka kembali," kata Ketua Satgas Kecamatan sekaligus Camat Kaligesing, Hariyono di lokasi, Senin (10/5/2021).
Di lokasi yang sama, Kades Tlogobulu, Faizal Hidayat berharap warganya bisa kembali beraktivitas seperti sedia kala. Dia berharap warga yang tinggal di sekitar Desa Tlogobulu tidak perlu takut karena klaster ziarah sudah berakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasil rapat satgas memutuskan bahwa warga sudah sehat semua dan klaster ziarah dinyatakan berakhir. Semoga warga bisa beraktivitas kembali seperti semula. Untuk warga tetangga desa tidak usah usah takut karena seluruh warga Tlogobulu yang terpapar dinyatakan sembuh dan sudah clear semuanya," ucap Faizal di lokasi usai pembukaan portal.
Hal senada juga disampaikan warga penyitas Corona, Rini Setyani (31). Dia mengaku lega setelah selesai menjalani isolasi mandiri dan dinyatakan sembuh.
"Senang karena sudah dinyatakan sembuh. Harapannya warga lain juga tetap menjaga prokes agar terhindar dari COVID-19," pesan Rini.
Untuk diketahui, klaster ziarah ini terungkap setelah ada warga yang mengeluh sakit usai mengikuti ziarah ke Magelang pada Minggu (11/4) lalu. Usai memeriksakan diri ke puskesmas, dan menjalani tes swab yang bersangkutan dinyatakan positif Corona.
Dengan kasus ini, pihak desa lalu berkoordinasi dengan puskesmas untuk pemeriksaan terhadap seluruh peserta ziarah dan anggota keluarganya. Dari hasil pemeriksaan ke-52 orang lain dalam rombongan tersebut juga dinyatakan positif Corona, sementara seorang warga dilaporkan meninggal dunia.
Untuk memutus penyebaran COVID-19 tersebut, ke-52 warga yang terkonfirmasi positif Corona itu kemudian menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari. Mereka menjalani isolasi mandiri sejak 26 April 2021 lalu.
Selama isolasi mandiri kemarin, akses keluar masuk desa ditutup dan dijaga petugas. Warga yang lalu lalang dikontrol dan didata oleh petugas.
(ams/mbr)