Puluhan orang tercatat positif virus Corona atau COVID-19 dari klaster salat tarawih dari dua desa di Banyumas. Bagaimana perkembangan kasus Corona dari klaster salat tarawih ini?
Dari data yang disampaikan Bupati Banyumas Achmad Husein, kasus klaster tarawih dari Dasa Pekaja, Kecamatan Kalibagor tercatat ada 45 warga yang terpapar Corona. Dari jumlah tersebut seorang dirawat di RSUD Banyumas, dan 44 orang lainnya menjalani isolasi mandiri dengan pengawasan ketat dari petugas puskesmas.
Kemudian dari klaster Desa Tanggeran, Kecamatan Somagede, tercatat ada 7 orang yang positif Corona. Ketujuh orang ini menjalani Diklat di Baturaden.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Total positif dari klaster tarawih 52 orang," kata Achmad Husein kepada wartawan, Jumat (29/4/2021).
Sementara itu, pihak BPBD Kabupaten Banyumas saat ini menyemprot lingkungan Desa Pekaja, dan Desa Tanggeran dengan disinfektan. Penyemprotan disinfektan ini dilakukan di area masjid dan musala yang diduga menjadi sumber penularan awal Corona dari klaster salat tarawih ini.
"Hari ini, kami menerjunkan petugas untuk melakukan penyemprotan cairan disinfektan untuk tempat yang menjadi klaster COVID-19," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Titik Puji Astuti kepada wartawan, hari ini.
Selain penyemprotan disinfektan, di lokasi tersebut juga dilakukan tracing dan tes swab PCR kepada warga sekitar. Tak hanya itu, BPBD Banyumas juga menyalurkan bantuan sembako ke warga yang terpapar Corona dari klaster salat tarawih tersebut.
Salah seorang warga Desa Pekaja, Isro (40) menceritakan sebagian besar warga yang dinyatakan positif COVID-19 adalah warga yang mengikuti salat tarawih di musala setempat.
"Kayaknya memang tidak semua warga menggunakan masker saat salat tarawih," terang Isro.
(ams/sip)