Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian COVID-19 Kemantren Mantrijeron, Yogyakarta melayangkan surat teguran atas antrean takjil yang sempat menimbulkan kerumunan di Masjid Jogokariyan. Kerumunan itu terpantau selama lima hari pertama Ramadhan.
"Setiap sore selalu ada yang mengantre (takjil) sampai menimbulkan kerumunan. Kami sampaikan surat teguran yang juga hasil kesepakatan Takmir, Polsek, dan Koramil," ujar Mantri Pamong Praja Kemantren (Camat) Mantrijeron Affrio Sunarno kepada wartawan, Minggu (18/4/2021).
Affrio menjelaskan kerumunan terjadi karena pembagian takjil di depan masjid mencapai 3.000 boks, dan mayoritas penerimanya makan di tempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sulit mengatur untuk dibawa pulang," katanya.
Atas temuan itu, Satgas Pengendalian COVID-19 Kemantren Mantrijeron Yogyakarta menyarankan jumlah takjil dikurangi. Sebab, kata Affrio, mereka yang makan takjil di masjid bukan warga setempat.
"Mereka ini pengunjung dari luar. Yang jemaah Masjid Jogokariyan atau warga setempat sudah dibagikan ke masing-masing rumah," katanya.
Menurutnya kegiatan pasar sore yang berlangsung di sekitar Masjid Jogokariyan Yogyakarta masih terpantau kondusif. Tak ada kerumunan karena antar pedagang diberi jarak. Selain itu, jumlah pedagangnya juga telah dikurangi sebanyak 50 persen dari biasanya.
![]() |
"Dari pengamatan kami, untuk pasar sore aman, kondusif, bisa jaga jarak dan cair tidak terjadi kerumunan. Yang menjadi Kerumunan di depan masjid," kata Affrio.
"Petugas mengawasi langsung. Kami juga turun untuk mengawasi setiap hari. Kalau nanti ada kerumunan langsung kami bubarkan atau dilakukan perubahan kebijakan," pungkasnya.
Simak video 'Sebelum Jualan Pedagang Pasar Sore Jogokariyan Wajib Tes GeNose':