Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut uji coba sekolah tatap muka SMA/SMK berlangsung bulan April mendatang. Hal itu menunggu vaksinasi kedua untuk tenaga pendidik selesai.
"Untuk rencana yang percontohan (pembelajaran tatap muka) itu memang di 10 sekolah. Nah, 10 sekolah itu terdiri dari 2 sekolah di kabupaten/kota, 2 itu masing-masing 1 SMA dan 1 SMK," kata Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya, saat ditemui di kantornya, Kota Yogyakarta, Selasa (23/3/2021).
"Terus seperti di Kota (Yogyakarta) itu SMKN 1 dan SMA 9, kemudian di Sleman itu SMK 1 Depok," lanjut Didik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, uji coba pembelajaran tatap muka di 10 sekolah itu menunggu tenaga pendidik di 10 sekolah tersebut menjalani vaksinasi COVID-19 tahap kedua.
"Tapi setelah koordinasi dengan Dinkes ternyata perlu 28 hari agar tercipta imunitas. Karena itu kita mulai lakukan pertengahan April untuk (uji coba sekolah tatap muka) 10 sekolah," ujarnya.
Didik menjelaskan, dari 10 sekolah itu total ada 800 tenaga pendidik yang sudah menjalani vaksinasi pertama pada tanggal 19 Maret. Sehingga kalau menarik 14 hari baru bulan April dilakukan suntikan kedua.
"Kalau untuk 10 (sekolah) itu dipilih (jadi uji coba pembelajaran tatap muka) karena satu, pertimbangan kita jumlah siswa tidak terlalu banyak, karena kan siswa yang boleh masuk ke kelas 50 persen," ucapnya.
"Karena aturannya pembelajaran tatap muka hanya 3 jam, dan cara masuk dan keluar kelas juga diatur," lanjut Didik.
Dihubungi terpisah, Kepala SMA Negeri 9 Yogyakarta, Jumadi, mengaku siap melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka. Bahkan pihaknya telah mempersiapkan protokol kesehatan untuk uji coba tersebut.
"Ya kita sebetulnya prinsipnya sendiko dhawuh (siap) dengan apa yang diprogramkan pemerintah. Sisi persiapan sudah siap, disiapkan thermo gun, hand sanitizer, tempat cuci tangan menggunakan sabun dan jalur masuk dan keluar kelas," kata Jumadi.
Namun dia menyebut terkendala perbaikan taman yang dapat mengganggu penerapan prokes. Dia menyebut prokes yang terganggu seperti menjaga jarak.
"Kita sedang optimalisasi taman, sehingga jalur crowded (ramai). Kalau secara administrasi, PTM (pembelajaran tatap muka) sudah siap," ucapnya.
Soal sistem pembelajaran tatap muka di SMA N 9, Jumadi mengaku akan dilakukan dengan sistem mix. Dengan sistem ini separuh dari kapasitas kelas masuk untuk mengikuti PTM, sedangkan separuhnya lagi melakukan pembelajaran secara daring.
"Separuhnya, jadi sistem pembelajaran di-mix, separuh di sekolah dan separuh di rumah, nanti gantian sistemnya. Nah, menentukannya dari absen, misal seminggu absen 1-18 dan minggu berikutnya absen 18-32. Pembelajaran hanya 3 jam dan setengah 12 selesai nanti," ujarnya.
(rih/ams)