Nisan berupa 13 kayu jati kuno yang hilang dicuri di pemakaman umum Demang Wonopawiro, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ternyata milik almarhum Kiai Merto Karyo dan istrinya. Keduanya ternyata orang terpandang di Kalurahan Piyaman.
"Dulu (Merto Karyo) ini orang terpandang, dulu dipanggil lurah meskipun bukan pak lurah," kata salah seorang ahli waris Merto Karyo, Supardiyono (58), kepada wartawan, Jumat (12/3/2021).
Oleh karena itu, makam Kiai Merto Karyo yang terletak di Padukuhan Piyaman I, Kalurahan Piyaman, Kapanewon Wonosari itu memiliki susunan nisan berupa 9 tumpukan kayu. Sedangkan makam istrinya memiliki susunan 8 tumpukan kayu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi sekarang masing-masing makam hanya tersisa dua tumpukan kayu, karena yang diambil mencapai 13 buah (nisan kayu)," ucapnya.
Terkait sejak kapan model makam tersebut menggunakan kayu jati yang ditumpuk-tumpuk, Supardiyono mengaku tidak tahu secara pasti. Mengingat sejak dia kecil model makam leluhurnya sudah seperti itu.
![]() |
"Tidak tahu sejak kapannya, karena sejak kecil model makamnya sudah seperti itu. Seingat saya hanya dirombak cungkup (rumah makkamnya) saja, kalau nisannya sama sekali tidak diubah," ujarnya.
Supardiyono menjelaskan kejadian serupa pernah terjadi tepatnya menimpa makam ayah dari Kiai Merto Karyo yang bernama Mbah Riwut. Namun setelah sempat hilang, tumpukan kayu nisannya dikembalikan lagi oleh si pencuri.
"Mungkin karena tidak 'kuat'," ucapnya.
Terkait adanya dugaan nisan itu dipergunakan untuk jimat, dia meragukannya. Menurutnya, kayu-kayu nisan itu dicuri untuk dijual kepada kolektor. Mengingat nisan tersebut terbuat dari kayu jati kuno yang nilainya mencapai puluhan juta.
"Kalau dihitung-hitung secara keseluruhan harga kayunya sekarang bisa sampai sekitar Rp 23 juta," kata Supardiyono.
Simak juga 'Ratusan Tanaman Bunganya Raib Dicuri, Warga Polman Rugi Puluhan Juta':