Aktivitas guguran lava Gunung Merapi masih terus terjadi. Dalam kurun waktu 12 jam terakhir terpantau puluhan kali guguran lava pijar yang mengarah ke sisi barat daya lereng Gunung Merapi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menjelaskan data hasil pengamatan aktivitas Gunung Merapi pada periode tanggal 26 Februari 2020 pukul 18.00 hingga 24.00 WIB dan periode 27 Februari 2021 pukul 00.00 hingga 06.00 WIB.
"Pada periode Jumat (26/2) pada pukul 6 sore hingga tengah malam terjadi 18 kali guguran lava pijar. Sementara pada periode Sabtu (27/2) hingga pukul 6 pagi tadi ada 24 kali guguran lava pijar," kata Hanik kepada wartawan, Sabtu (27/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanik menjelaskan jarak luncur lava pijar Gunung Merapi mencapai 1,8 kilometer. Sampai saat ini arah luncuran masih ke sisi barat daya yang meliputi Kali Boyong dan Krasak.
"Jarak luncur maksimal lava pijar yakni sejauh 1,8 kilometer ke barat daya," paparnya.
Lebih lanjut, selama periode 12 jam BPPTKG mencatat kegempaan Merapi yang meliputi gempa guguran sebanyak 82 kali gempa guguran dan 4 kali gempa hembusan.
"Selama erupsi data guguran ini merupakan data pemantauan yang penting yang mencerminkan perkembangan erupsi. Saat ini jumlah guguran masih tinggi," jelasnya.
Hingga saat ini, BPPTKG masih belum mengubah status Gunung Merapi dan masih ada di tingkat Siaga (Level III). Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
"Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," tutupnya.
Lihat Video: Penampakan Gunung Merapi Dini Hari Luncurkan Lava Pijar