Gunung Merapi kembali erupsi sore ini dengan memuntahkan awan panas. Luncuran awan panas diperkirakan sejauh 1,5 kilometer.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menyebut awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 37 milimeter dan durasi 115 detik.
"Terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi tanggal 25 Februari 2021 pukul 16.52 WIB. Awan panas guguran tercatat di seismogram dgn amplitudo 37 mm dan durasi 115 detik," kata Hanik dalam keterangannya, Kamis (25/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan durasi erupsi, Hanik memperkirakan jarak luncur awan panas mencapai 1,5 kilometer. Luncuran awan panas mengarah ke sektor barat daya. Dua menyebut saat Gunung Merapi erupsi tinggi kolom erupsi tidak teramati karena tertutup kabut.
"Tinggi kolom tidak teramati karena puncak berkabut, estimasi jarak luncur 1.500 meter atau 1,5 kilometer ke arah barat daya," urainya.
Kendati terjadi luncuran awan panas, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi di tingkat Siaga.
"Untuk saat ini, status Gunung Merapi Masih di tingkat Siaga," tegasnya.
Oleh karena itu, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
"Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," pungkasnya.
Simak video 'Penampakan Gunung Merapi Dini Hari Luncurkan Lava Pijar':