Sebuah buku mata pelajaran Sosiologi SMA kelas XII disoal karena di dalamnya tertulis sebuah tautan situs komik porno. PT Cempaka Putih di Klaten, selaku penerbitnya akhirnya angkat bicara. Penerbit mengakui timnya memang mengambil bahan tulisan dari situs tersebut. Kok bisa?
"Kami memberikan kepastian bahwa pada saat kami mengunduh materi itu betul-betul ada. Dan seperti apa adanya, bukan seperti yang diberitakan (tautan link porno)," ujar Pimpinan Produksi PT Cempaka Putih, Rudiyanto, saat ditemui detikcom di kantornya di Macanan Baru, Kecamatan Klaten Utara, Rabu (10/2).
Rudiyanto menjelaskan situs yang tercantum pada buku tersebut diambil pada tahun 2014. Saat itu, lanjutnya, situs tersebut dimiliki lembaga yang terkait dengan kebudayaan Sunda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mengambil link itu tahun 2014 dan pada waktu itu dimiliki oleh lembaga yang bersangkutan. Kami juga terkejut kok tiba-tiba ada laporan situs saat dibuka kok seperti itu isinya," lanjut Rudiyanto.
Lebih lanjut dikatakan Rudiyanto, dalam produksi buku PT tidak mungkin selalu mengambil dari buku cetak. Untuk itu kadang memberikan wawasan mengambil dari internet.
"Kami ada keterbatasan jika mau mengambil materi daerah lain harus datang ke lokasi. Dan kami mengambil dari internet yang itu juga dilakukan semua penerbit, termasuk di luar negeri," ucap Rudiyanto.
Menurutnya, bisa saja situs tersebut diubah kepemilikannya atau diretas. Jika itu yang terjadi maka bukan tanggungjawab penerbit. "Karena itu milik orang lain bisa jadi diubah atau diretas oleh pihak lain. Dalam hal demikian kami tidak bertanggung jawab," terang Rudiyanto.
Rudiyanto menegaskan pihaknya telah melaporkan hal tersebut ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). "Selaku penerbit sudah kontak dengan Kominfo dan menyatakan keberatan. Kominfo langsung proaktif, ini langsung ditanggapi dan sudah masuk penyaringan, sebelum dinyatakan diretas atau apapun oleh orang," kata Rudiyanto.
Ditambahkan Rudiyanto sebelum digunakan dan dipasarkan, buku tersebut telah diteliti oleh Kemendikbud. Penilaian tersebut dilakukan pemerintah melalui para pakar sosiologi.
"Buku itu sudah dinilai pemerintah melalui tenaga-tenaga ahli sosiologi. Dan saat itu pun secara detail sudah dicek materi buku itu aman, sampai akhirnya lolos dan layak digunakan siswa," sambung Rudiyanto.
Buku yang kini heboh karena tautan situs komik porno itu, terang Rudiyanto, yang sudah dicetak dan beredar mencapai ribuan sejak dicetak 2015. Sebab untuk cetakan pertama saja, terdapat minimal 5 ribu eksemplar dengan prosedur ketat.
"Pencetakan telah melalui prosedur yang ketat. Ada sembilan tahap di penerbit yang harus dilalui berjenjang mulai dari penulis ke editor, dari editor keproduct leader, ke product manager, lalu ke research and development dan seterusnya. Belum nanti oleh kementerian diteliti oleh para ahli," pungkas Rudiyanto.
General manager produksi PT Cempaka Putih, Imtam Rus Ernawati, menambahkan pihaknya baru mengetahui persoalan itu dari penulisnya yang merupakan dosen di Malang, Jawa Timur. Penulis sudah mengklarifikasi situs itu.
"Penulis dan asosiasi dosen sosiologi melaporkan kasus itu. Dia juga sudah mengklarifikasi bahwa terjadi perubahan domain itu yang sudah beralih pemilik dan beralih fungsi November 2020," jelas Imtam kepada detikcom.
Sebelumnya diberitakan, civitas pendidikan di Jawa Barat dihebohkan dengan temuan tautan (link) menuju tautan situs komik porno berbahasa China pada buku mata pelajaran Sosiologi untuk Kelas XII SMA.
Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGM) Sosiologi Jawa Barat Iwan Hermawan mengatakan buku yang diterbitkan PT Cempaka Putih asal Klaten, Jawa Tengah, tersebut telah lama terbit dan menjadi bahan ajar kurikulum 2016 mata pelajaran Sosiologi bagi SMA.
"Buku tersebut sudah lama terbit dan dia merujuk ke salah satu situs tertentu tentang budaya Sunda, ternyata situs budaya Sunda itu sepertinya sudah tidak aktif dan tidak diurus, sehingga berganti kepemilikannya atau mungkin diretas sehingga menjadi situs komik dewasa, sangat disayangkan," kata Iwan saat dihubungi detikcom, Selasa (9/2).