Bupati Banyumas Achmad Husein mendapatkan karangan bunga berisi protes gerakan 'Jateng di Rumah Saja' yang bakal digelar akhir pekan besok. Dua karangan bunga itu mengeluhkan kebijakan di rumah saja selama Sabtu-Minggu ini.
Pantauan di Pendopo Sipanji Purwokerto, Jumat (5/2/2021), tampak ada dua karangan bunga yang memprotes gerakan 'Jateng di Rumah Saja'. Karangan bunga pertama berlatar warna hitam, putih dan kuning.
"Untuk Bupatiku. Mungkin ini hanya 2 hari, tapi bagi kami ini sungguh berarti. Ora ongkek ora nyekek (tidak kerja, tidak makan). Sebagian kecil wargamu "yang ambyar"," tulis pengirim karangan bunga tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal senada juga disampaikan di karangan bunga kedua yang berlatar warna hitam dan dibingkai dengan bunga warna pink.
"Untuk Bupatiku. Mungkin ini hanya 2 hari, tapi bagi kami ini sungguh berarti, Ora obah ora mamah pak (tidak kerja tidak makan). Dari kami komentator Instagram yang tak dibalas," tulis pengirim karangan bunga kedua ini.
Dimintai konfirmasi, anggota Satpol PP yang berjaga di Kompleks Pendopo Sipanji, Amin, mengatakan dua karangan bunga itu dikirim menggunakan pikap. Dua karangan bunga itu diantar sekitar pukul 14.00 WIB.
"Tadi yang mengantar dari karyawan toko bunga pakai mobil bak terbuka, bilangnya suruh diantar ke Pendopo. Tapi sama saya tidak boleh, kalau ditaruh di situ nanti saya yang dimarahi," ujar Amin saat ditemui di lokasi hari ini.
Amin mengatakan karangan bunga itu sempat diarahkan ke halaman di sisi barat Pendopo Sipanji atau di dekat pintu masuk Gedung DPRD Banyumas. Namun kemudian karangan bunga itu dipindahkan oleh Satpol PP ke sisi timur Pendopo Sipanji.
Diwawancara terpisah, karyawan toko bunga yang mengantarkan karangan bunga itu, Thomas (25), mengaku tidak tahu identitas pengirim karangan bunga itu. Pemesan karangan bunga berpesan agar dikirim ke Pendopo Sipanji.
"Tidak tahu saya, ini orderan cuma disuruh buat saja, harganya sekitar Rp 350 ribu," jelas Thomas.
Saat ini, kedua karangan bunga yang berisi protes gerakan 'Jateng di Rumah Saja' itu telah diambil kembali oleh pihak toko.
"Disuruh diambil lagi sama bos," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Banyumas Achmad Husein angkat bicara setelah mendapat kiriman karangan bunga bernada protes soal Jateng di Rumah Saja. Menurut Husein, kiriman karangan bunga tersebut merupakan tanda cinta untuk dirinya.
"Saya mengucapkan terima kasih, berarti itu tanda cinta buat bupati," kata Husein kepada wartawan di kompleks Pendopo Sipanji Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat (5/2).
Husein mengatakan bahwa dirinya tidak mempermasalahkan kiriman karangan bunga tersebut. Dia pun menilai karangan bunga tersebut sebetulnya tidak perlu ditarik.
"Lho kok ditarik lagi? Nggak usah, enggak papa, bagi saya enggak masalah. Itu justru masyarakat memperhatikan saya, saya jadi berpikir berarti ada yang salah mengerti (terkait kebijakan Jateng di Rumah Saja)," ucapnya.
Dia juga mengaku tidak menyuruh pihak toko untuk mencopot kembali karangan bunga tersebut.
"Nggak boleh itu, nggak demokratis. Nggak benar itu (yang komplain), ini negara Pancasila, siapa pun boleh berpendapat. Saya nggak masalah, ada yang macam-macam ini, nggak benar ini," imbuh Husein.
Husein menambahkan gerakan 'Jateng di Rumah Saja' sebenarnya bukan paksaan untuk masyarakat yang berpenghasilan harian. Terlebih pihaknya juga tidak menerapkan sanksi bagi para pelanggar 'Jateng di Rumah Saja' yang bakal diterapkan akhir pekan ini.
"Pasar tidak tutup, pekerja harian boleh tetap bekerja, warung kecil, PKL, angkringan tidak apa-apa (buka). Hanya yang mampu saja. Separuh saja yang tidak bergerak (tetap di rumah) kan alhamdulillah," ujarnya.
Tonton Video: Rencana Pemkot Solo Tindaklanjuti Program 'Jateng di Rumah Saja'