Bupati Batang Wihaji masih mempertimbangkan untuk melaksanakan gerakan Jateng di Rumah Saja. Bukan tanpa alasan Wihaji masih berpikir soal ide Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tersebut.
Wihaji mengaku masih mempertimbangkan terkait jalannya roda perekonomian bagi para pelaku usaha terutama UMKM.
"Saya berpihak pada mereka untuk bisa beraktivitas, kecuali masyarakat yang tidak beraktivitas ekonomi, saya persilakan," kata Wihaji kepada detikcom, Rabu (3/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wihaji menyebut bila gerakan Jateng di Rumah Saja diterapkan pada akhir pekan, dikhawatirkan bakal mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat atau pelaku usaha yang ramainya memang pada Sabtu dan Minggu.
"Kita mendukung programnya, tetapi Batang akan punya gaya yang berbeda menyesuaikan kondisi lokal. Terpenting hari ini fokus penerapan protokol kesehatan, ekonomi jalan, kasus COVID-19 berkurang," jelas Wihaji.
Menurutnya, pandemi Corona saat ini sudah sangat menyulitkan pelaku usaha dan ekonomi masyarakat.
"Maka kita lagi cari cara dan formula yang tepat agar perekonomian rakyat kecil tetap jalan dan tidak terganggu aktivitas ekonominya," ujarnya.
Wihaji lantas menyinggung negara lain yang terdampak pandemi Corona, disebutnya juga belum menemukan formula yang pas untuk menekan kasus Corona.
Untuk itu, pihaknya akan lebih mengintensifkan lagi Satgas COVID-19 dalam operasi yustisi agar warga tetap patuh terhadap protokol kesehatan dan PPKM dengan pembatasan jam operasional, pengunjung warung makan, restoran, wisata dan lainnya.
"Masyarakat juga diharapkan gunakan layanan pesan antar untuk mengurangi kerumunan, baik di pusat perbelanjaan maupun warung makan," katanya.
"Maka kuncinya di prokes lebih ke masker dan cuci tangan. Apa gunanya dua hari di rumah saja kalau hari berikutnya tidak patuh prokes. Justru akan muncul masalah baru," tambah Wihaji.
(rih/mbr)