Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah kembali masuk zona risiko tinggi atau zona merah virus Corona atau COVID-19. Per 1 Februari 2021, jumlah kasus terkonfirmasi positif Corona mencapai 4.653.
"Untuk kondisi perkembangan kasus COVID-19 di Boyolali, per tanggal 1 Februari 2021 kemarin, kita sedikit prihatin karena saat itu Boyolali ini memasuki zona merah," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Jawa Tengah, Ratri S Survivalina, saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (2/2/2021).
Update data COVID-19 di Boyolali per tanggal 1 Februari 2021, jelas Ratri S Survivalina, jumlah kasus ter konfirmasi positif ada sejumlah 4.653. Dengan rincian, pasien yang dirawat ada 293, melaksanakan isolasi mandiri ada 543, selesai isolasi ada 3.691 dan yang meninggal ada 120.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dihitung skoring IKM itu Boyolali di angka 1,8. Masuk zona risiko tinggi atau zona merah," kata Lina, sapaan dia.
Menurut dia, zona merah tersebut dipengaruhi karena banyaknya pasien Corona yang dirawat di rumah sakit. Bed Occupancy Rate (BOR) di RSUD Pandan Arang Boyolali, kini mencapai sekitar 90 persen.
"Karena kasusnya lebih banyak yang kondisinya itu sakit berat sehingga dirawat di rumah sakit. Itu yang menjadikan skoringnya itu turun cukup besar sehingga menjadikan Boyolali zona merah," jelasnya.
Di Boyolali ada sejumlah rumah sakit yang menjadi rujukan untuk perawatan pasien COVID-19. Yaitu di RSUD Pandan Arang, Brotowali 2 yang menempati Rusunawa Kemiri, Mojosongo dan di RSUD Waras Wiris Kecamatan Andong. Kondisi BOR di rumah sakit rujukan itu pun bervariatif.
"Kondisi BOR untuk COVID di rumah sakit Boyolali variatif. Untuk Brotowali I dan Mpu Kanwa di RSPA (Rumah Sakit Pandan Arang) itu di angka kurang lebih 90 persen. Di Rusunawa hanya sekitar 30 persen, dan (di RSUD) Waras Wiris ini sudah mulai naik ini BOR-nya ya kurang lebih sudah di angka 70 persen," bebernya.
Terkait kondisi tersebut, pihaknya pun meminta masyarakat Boyolali untuk tidak bosan, melaksanakan protokol kesehatan.
"Saya minta masyarakat jangan sampai bosan untuk melaksanakan protokol 3 M, bahkan sekarang sudah ditambah menjadi 5 M. 3 M yang lama ditambah lagi 2 M yang baru yaitu menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas. Ini supaya benar-benar dipatuhi, benar-benar disengkuyung bersama, jangan sampai muncul kejadian masa PPKM malah ada yang bepergian jauh, bergerombol, mempunyai kegiatan-kegiatan yang mengumpulkan orang banyak," imbau Lina.
Sementara itu tim gabungan dari TNI, Polri dan Satpol PP Boyolali melakukan pembagian masker dengan menyasar pasar-pasar tradisional di Boyolali. Dalam kegiatan itu juga diberikan edukasi kepada masyarakat agar terus melaksanakan protokol kesehatan.
Kapolres Boyolali AKBP Morry Ermond mengatakan dalam kegiatan hari ini dibagikan 1.300 masker. Kegiatan tersebut rencananya akan berlangsung hingga sepekan ke depan.
"Untuk hari ini 1.300 masker, dan rencananya akan terus hingga 7 hari ke depan," ujar Morry kepada para wartawan di sela-sela kegiatan Selasa (2/2).
(rih/sip)