Di Tengah Ancaman Erupsi, Penambang Pasir Merapi Masih Terus Beroperasi

Di Tengah Ancaman Erupsi, Penambang Pasir Merapi Masih Terus Beroperasi

Achmad Syauqi - detikNews
Jumat, 15 Jan 2021 14:04 WIB
Warga Klaten masih nekat menambang pasir dan batu saat aktivitas Gunung Merapi menunjukkan peningkatan, Jumat (13/1/2021)
Warga Klaten masih nekat menambang pasir dan batu saat aktivitas Gunung Merapi menunjukkan peningkatan, Jumat (15/1/2021) Foto: Acmad Syauqi/detikcom
Klaten -

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat aktivitas Gunung Merapi beberapa kali mengeluarkan guguran material dan muntahan lava pijar. Meski aktivitas meningkat, para penambang di Sungai Woro, Kecamatan Kemalang, Klaten masih nekat menambang pasir dan batu.

Pantauan detikcom di lokasi, Jumat (15/1) siang, ada sekitar 30 penambang pasir dan batu di atas dam. Warga tampak mengumpulkan pasir dengan cangkul dan linggis di tengah tebing bekas galian. Padahal lokasi Sungai Woro, Desa Sidorejo, ini termasuk kawasan rawan bencana (KRB) Merapi meski belum semua warganya diminta mengungsi.

Terlihat sejumlah truk masih hilir mudik mengarah ke sungai. Sementara itu, warga terlihat berkelompok sekitar lima orang untuk mengisi truk dengan pasir dan batu di lokasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya tetap nambang seperti biasa. Kalau hujan pulang meskipun belum ada banjir atau lava pijar," kata penambang warga Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Nono, saat ditemui di lokasi Sungai Woro, Klaten, Jumat (15/1/2021).

Nono mengatakan sejak status Gunung Merapi Siaga, dan musim hujan dia belum menemukan material yang terbawa dari hulu Gunung Merapi. Sehingga, dia dan para penambang lainnya masih nekat melakukan aktivitas pertambangan.

ADVERTISEMENT

"Banjir sekali cuma air, yang banjir material lahar dingin baru di Sungai Gendol. Warga tidak takut, orang sini sudah biasa dengan banjir," terang Nono.

Nono meyakini lokasi yang ditambang merupakan alur sungai yang aman. Dia menyebut luncuran awan panas maupun lava pijar tidak mengarah ke Klaten.

"Di sini kayaknya enam kilometer jaraknya dari puncak jadi aman. Warga juga tahu kalau ada awan panas dan luncuran lava pijar tapi kan itu ke Magelang, bukan ke Klaten," cetus Nono.

Nono mengatakan bahaya menambang saat Gunung Merapi bergejolak. Namun, tambang merupakan mata pencahariannya yang sudah menjadi kegiatan sehari-hari.

"Ini kan warga sini saja jadi sudah paham bagaimana menjaga diri mencari uang. Ini harga pasir masih Rp 600 ribu per truk jadi lumayan dibagi berlima atau enam," terang Nono.

Hal senada juga disampaikan penambang lainnya, Warsini. Dia menyebut selama peningkatan aktivitas Gunung Merapi, baru satu kali terjadi banjir. Itupun terjadi ketika warga yang menambang manual sudah pulang.

"Kejadiannya malam jadi warga sudah tidak ada di sungai. Tapi cuma bawa air," ujar Warsini di lokasi.

Dia menerangkan aktivitas pertambangan manual yang dilakukan warga sempat terhenti sejak penetapan status Gunung Merapi Siaga. Namun, pihaknya masih yakin area Merapi aman.

"Sempat berhenti saat status Gunung Merapi jadi Siaga. Tapi setelah itu kerja lagi karena sampai sekarang juga aman," ujar Warsini.


Selangkapnya kata kadus soal aktivitas nekat warga saat peningkatan aktivitas Gunung Merapi..

Terpisah, Kadus 3 Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Sudiyanto mengatakan pemerintah desa sebenarnya sudah mengimbau warga agar tidak nekat menambang di wilayah kawasan rawan bencana (KRB) Merapi. Sebab lokasi tersebut berada di atas dam sungai paling atas.

"Kita sudah beri imbauan dan peringatan ke warga. Tapi namanya untuk kebutuhan bagaimana lagi," kata Sudiyanto saat ditemui di Balai Desa Sidorejo.

Sudiyanto menerangkan lokasi sungai yang ditambang berada di atas dam Karangbutan, Desa Sidorejo. Jarak sungai itu sekitar 5-6 km dari puncak.

"Lokasi tambang Karangbutan itu di wilayah kadus saya di atas dam. Jaraknya sekitar 5-6 kilometer dari puncak dan yang penting warga terus kita ingatkan waspada," ujar Sudiyanto.

Warga Klaten masih nekat menambang pasir dan batu saat aktivitas Gunung Merapi menunjukkan peningkatan, Jumat (13/1/2021)Warga Klaten masih nekat menambang pasir dan batu saat aktivitas Gunung Merapi menunjukkan peningkatan, Jumat (15/1/2021) Foto: Acmad Syauqi/detikcom

Sebelumnya diberitakan, BPPTKG melaporkan ada beberapa kali kejadian guguran material dan belasan muntahan lava pijar. Kepala BPPTKG Hanik Humaida menjelaskan arah guguran dan lava pijar masih ke hulu Kali Krasak.

Ia menjelaskan jarak maksimum luncuran yang tercatat pada periode 14-15 Januari 2021 sejauh 600 meter. Selain itu teramati 18 kali luncuran lava pijar.

"Luncuran masih mengarah ke Kali Krasak, jarak luncur maksimum yang teramati sejauh maksimal 600 meter. Pada periode 14 hingga 15 Januari ada 18 kali luncuran lava pijar," kata Hanik kepada wartawan, Jumat (15/1).

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads