Fenomena guguran lava pijar masih terus terjadi di Gunung Merapi hari ini. Hingga petang ini, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat ada 22 peristiwa guguran lava.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida menguraikan luncuran lava pijar terpantau pada periode pengamatan Senin (11/1) pukul 00.00 WIB hingga 18.00 WIB.
"Pada periode 00.00 WIB hingga 06.00 WIB guguran lava pijar teramati 19 kali jarak luncur maksimum 600 meter. Kemudian 06.00 WIB hingga 12.00 WIB tercatat 3 kali guguran jarak luncur maksimum 400 meter, semuanya ke hulu Kali Krasak," kata Hanik kepada wartawan, Senin (11/1/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanik menyebut hingga petang ini aktivitas kegempaan Gunung Merapi tercatat sebanyak 115 kali gempa guguran, 19 kali gempa hembusan, 125 kali gempa fase banyak, 29 kali gempa vulkanik dangkal dan 3 kali gempa tektonik jauh.
Dia menyebut fenomena guguran lava pijar ini akan terus terjadi. Mengingat posisi kubah lava yang berada di lereng sisi barat daya di Lava 1997.
"Karena begitu magma muncul langsung menjadi lava pijar. Jadi ini berbeda dengan kubah Lava 2018 atau kubah lava sebelumnya yang posisinya di tengah tapi tidak terlalu di lereng," ucapnya.
Sampai saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Merapi di tingkat Siaga (Level III). Radius bahaya sejauh 5 kilometer dari puncak.
BPPTKG merekomendasikan agar kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Merapi dalam KRB III dihentikan .
Selain itu, pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak Merapi.
Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten juga diminta agar mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Merapi yang bisa terjadi setiap saat.
(ams/rih)