Video Call Terakhir Pilot Nam Air Sebelum Jadi Korban Sriwijaya Air SJ182

Video Call Terakhir Pilot Nam Air Sebelum Jadi Korban Sriwijaya Air SJ182

Robby Bernardi - detikNews
Minggu, 10 Jan 2021 15:58 WIB
Pekalongan -

Kerinduan Ruslani pada anak bungsunya, Capt Didik Gunardi, belakangan ini kian menjadi. Ruslani beberapa kali kerap mengigau bertemu anaknya sebelum diberitakan jadi korban Sriwijaya Air SJ182.

Selama pandemi Corona, Didik yang tinggal di Bekasi itu memang tidak pulang ke Pekalongan. Rasa kangen sang ayah pun disampaikan via video call dengan anaknya yang bekerja sebagai pilot Nam Air itu pada Rabu (6/11) lalu.

"Kami sempat berkomunikasi melalui video call. Bapak saya juga sempat ngobrol dengan Didik, katanya ingin bertemu," kata kakak Didik, Inda Gunawan saat ditemui di rumahnya, Desa Srinahan, Kesesi, Pekalongan, Minggu (10/1/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lewat percakapan itu, Ruslani menyampaikan harapannya untuk dijemput dan berkunjung ke rumah Didik di Bekasi.

"Bapak pengin ketemu, kangen, bapak dijemput ya," ucap Inda menirukan suara ayahnya saat berbicara dengan Didik Gunardi.

ADVERTISEMENT

Namun, pertimbangan kesehatan Ruslani membuat keluarga menunda keberangkatan ke Bekasi. Harapannya setelah cukup fit, Ruslani baru akan diantar bertemu dengan anak bungsunya dari empat bersaudara itu.

"Bapak saya sakit-sakitan. Dia stroke ringan dan sudah mulai pikun juga, karena kondisi inilah, ayahnya belum diantar ke Bekasi. Tapi rasa kangennya sangat tinggi, sudah sebulan ini, bapak ingin tetap ketemu adik saya" jelas Inda Gunawan.

Belakangan ini, ayahnya itu juga kerap mengigau bertemu Didik. Inda dan istrinya, Riyani, yang tinggal bersebelahan dengan Ruslani itu kerap memperhatikan sang ayah begitu kangen dengan Didik.

"Karena rumahnya berdekatan, saya setiap hari ke rumah ini memantau bapak. Bapak, pernah mengigau, kalau Didik pulang ke rumah," kata Riyani.

"Bapak mengigau, katanya, Didik pulang kok hanya ke rumahnya Gun (Inda Gunawan). Kenapa tidak masuk ke sini, saya ingin makan bareng dengan Didik," kata Riyani menirukan ucapan ayah mertuanya saat mengigau.

Inda menambahkan ayahnya juga seakan punya firasat sebelum pesawat Sriwijaya Air SJ182 jatuh. Pagi tadi, ayahnya yang terbaring sakit itu menegur salah seorang cucunya yang bermain di depan pintu.

Selanjutnya firasat sang ayah sebelum Capt Didik jadi korban Sriwijaya Air SJ182..

"Dia melihat cucunya tengah bermain di depan pintu. Waktu itu bapak itu bilang sama cucunya, namanya Rehan, 'Han kamu jangan di situ, itu akan ada mayat yang mau datang'," ucap Inda.

"Padahal bapak belum tahu, dari kemarin belum kami kasih tahu soal musibah yang dialami adik saya. Itu tadi pagi, sekarang bapak diungsikan ke Pekalongan," tambah Inda.

Dia pun mengaku tak tega menyampaikan kabar jatuhnya pesawat Sriwijaya Air yang ditumpangi adik bungsunya itu ke sang ayah. Ayahnya pun kini diungsikan ke rumah adiknya di Kota Pekalongan agar tidak tahu jika banyak orang datang ke rumahnya.

"Yang jelas, harapan kami, adik kami bisa ditemukan dalam kondisi selamat. Tapi, kalau Allah menghendaki lain, saya percaya, ini rencana Allah yang terbaik," harapnya.

Halaman 2 dari 2
(ams/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads