Ada Cahaya di Puncak Gunung Merapi, Ini Penjelasan BPPTKG

Ada Cahaya di Puncak Gunung Merapi, Ini Penjelasan BPPTKG

Jauh Hari Wawan S. - detikNews
Senin, 04 Jan 2021 18:40 WIB
Gunung Merapi mengeluarkan asap sulfatara terlihat jelas dari kota Yogyakarta, Jumat (27/11/2020). Berdasarkan pantauan aktivitas kegempaan Merapi tercatat sejak pukul 00.00 - 06.00 tercatat gempa guguran sebanyak 15 kali, gempa hembusan sebanyak 22 kali, gempa fase banyak 109 kali dan gempa vulkanik dangkal sebanyak 6 kali. 
Kepala Kepala BPPTKG Hanik Humaida menyampaikan kepulan asap di Merapi merupakan hal yang sangat wajar. 
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut Emisi asap gunung api merupakan hal yang sangat wajar, kebetulan cuaca cerah sehingga bisa terlihat dari kota Yogyakarta 
Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal.
Pemandangan Gunung Merapi terlihat jelas dari kota Yogyakarta, Jumat (27/11/2020). (Foto: Pius Erlangga/detikcom)
Sleman - Beberapa hari terakhir beredar informasi adanya cahaya di puncak Gunung Merapi. Cahaya itu muncul pada malam pergantian tahun 2021. Bagaimana faktanya?

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menjelaskan bahwa yang terjadi adalah peningkatan suhu asap yang keluar. Penyebabnya, yaitu karena adanya peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Merapi.

"Itu bukan api diam. Sinar yang terlihat menunjukkan adanya peningkatan suhu asap yang keluar di sekitar Lava1997. Hal ini terjadi seiring dengan adanya peningkatan aktivitas vulkanik dalam beberapa hari terakhir," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui siaran zoom, Senin (4/1/2021).

Hanik menjelaskan hal itu merupakan kejadian wajar. Mengingat saat ini aktivitas Gunung Merapi masih tergolong cukup tinggi.

"Jadi ada suatu peningkatan aktivitas sudah sewajarnya terjadi peningkatan suhu di asap yang ada di permukaan," tegasnya.

Hanik menjelaskan adanya peningkatan suhu di Lava1997 ini akibat panas dari magma di dalam Merapi. Hal itu menurut Hanik juga sebagai pertanda jika magma semakin dekat dengan permukaan.

"Jadi magma ini semakin menuju ke permukaan, magma suhunya tinggi sehingga saat sudah lebih ke permukaan panasnya jadi lebih tinggi dan gas yang teriliskan kan gas dari magma tersebut, ini indikasi magmanya semakin ke atas," paparnya.

Sejauh ini, BBPTKG menegaskan belum terbentuk kubah lava baru. Untuk ancaman bahaya masih pada radius 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi.

"Saat ini di puncak Merapi belum muncul kubah lava baru. Saat ini potensi bahayanya berupa guguran lava, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dan awan panas sejauh maksimal 5 km," pungkasnya. (sip/ams)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads