Selidiki Bangkai Babi Dibuang di Sungai Klaten, Polisi Periksa Saksi Ahli

Selidiki Bangkai Babi Dibuang di Sungai Klaten, Polisi Periksa Saksi Ahli

Achmad Syauqi - detikNews
Senin, 04 Jan 2021 16:46 WIB
Tiga bangkai babi jumbo yang ditemukan di Sungai Tibayan, Klaten, Selasa (29/12/2020).
Bangkai-bangkai babi di sungai, Klaten. (Foto: dok Istimewa)
Klaten -

Polisi telah meminta klarifikasi pria berinisial AW (47), terduga pelaku pembuangan bangkai babi di sungai Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Polisi juga masih memeriksa sejumlah saksi, di antaranya saksi ahli.

"Belum, belum tersangka. Kita masih melakukan pemeriksaan saksi, termasuk saksi ahli dari bidang lingkungan hidup (LH)," jelas Kasat Reskrim Polres Klaten AKP Andriansyah Rithas Hasibuan saat dimintai konfirmasi detikcom, Senin (4/1/2021).

Kepada polisi, AW mengaku sebagai peternak dan membuang bangkai babi di satu lokasi saja yakni Sungai Tibayan, Kecamatan Jatinom. Polisi kini masih berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Klaten terkait kasus ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apakah ini masuk pidana atau pelanggaran Perda. Kalau di Perda itu lebih menyentuh pembuangan bangkai di sungai bisa dipidana tiga bulan tapi di UU Lingkungan Hidup itu hanya dikenal limbah, maka kita harus periksa saksi sehingga apakah ini masuk limbah pabrik, bangkai limbah atau apa harus jelas dulu," papar Andriansyah.

Diberitakan sebelumnya, warga Klaten dibikin heboh dengan temuan bangkai babi di Sungai Tibayan dan Sungai Lunyu.

ADVERTISEMENT

Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Pemkab Klaten, juga telah menelusuri kasus temuan bangkai-bangkai babi tersebut. Hasilnya, Pemkab Klaten menemukan ada kasus kematian pada ternak babi di Kecamatan Jogonalan.

"Terjadinya kematian ternak babi di daerah Jogonalan beberapa waktu lalu telah dilakukan investigasi pada pertengahan Bulan November. Investigasi dilakukan oleh Dinas bersama Balai Besar Veteriner," ungkap Kepala DPKPP Pemkab Klaten, Widiyanti, saat dihubungi detikcom, Jumat (1/1).

Menurut Widiyanti, dari hasil penyelidikan itu diketahui babi-babi di peternakan tersebut mati karena virus African Swine Fever (ASF).

"Dan hasilnya baru seminggu yang lalu kita terima. Bahwa penyebab kematiannya adalah positif ASF," jelas Widiyanti.

Kejadian di Jogonalan itu, lanjut Widiyanti, disebabkan ada peternak yang membeli hewan dari daerah wabah. Widiyanto mengungkap babi yang mati di Jogonalan dikuburkan dan tidak dibuang oleh para peternak.

(sip/rih)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads